Seberapa Aman Utang untuk Biayai Akuisisi Freeport?

Selasa, 25 Desember 2018 14:10 WIB

Renegosiasi Kontrak Freeport

TEMPO.CO, Jakarta - PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum resmi menebus 51,2 persen perusahaan tambang PT Freeport Indonesia senilai US$ 3,85 miliar atau Rp 55,8 triliun (dengan kurs Rp 14.500 per dolar AS). Aksi korporasi tersebut setelah Inalum melunasi transaksi divestasi saham Freeport, Jumat, 21 Desember 2018.

Baca: Mahfud MD Bicara Panjang soal Perpanjangan Kontrak Freeport

Untuk menguasai saham Freeport itu, Inalum menerbitkan obligasi valuta asing senilai US$ 4 miliar atau Rp 58 triliun. Selain membeli saham, sisa hasil obligasi digunakan untuk refinancing.

Inalum menunjuk BNP Paribas, Citigroup, dan MUFG untuk menjadi koordinator underwriter atau penjamin emisi penerbitan obligasi. Sedangkan CIMB, Maybank, SMBC Nikko, dan Standard Chatered Bank ditunjuk sebagai mitra underwriter.

Keputusan perusahaan menerbitkan surat utang itu yang belakangan ramai dipersoalkan sejumlah kalangan. Yang teranyar politikus Gerindra Rachel Maryam yang menganalogikan habisnya kontrak karya Freeport dengan rumah kontrakan.

Advertising
Advertising

"Ada rumah dikontrakin ke orang. Pas kontraknya abis, untuk bisa ambil alih rumahnya sendiri, si pemilik rumah harus beli ke yg ngontrak. Belinya pake duit utang ke tetangga. Lalu semua tepuk tangan bahagia," ujar Rachel seperti dikutip dari cuitan di Twitter miliknya, @cumarachel, Sabtu, 22 Desember 2018.

Cuitan Rachel itu lantas berkembang viral di sejumlah media sosial. Hingga kini tercatat cuitan itu menuai 6.746 komentar dan di-retweet hingga 1.516 kali. Sementara sebanyak 3.413 orang menyukai cuitan tersebut. Tak sedikit netizen yang menyayangkan logika Rachel tersebut.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali ikut menanggapi soal utang yang dipermasalahkan sebagai instrumen pembayaran akuisisi Freeport tersebut. "Apakah bisnis atau global bond yang dipakai untuk membiayai divestasi ini tak berisiko? Pastilah," katanya, Senin, 24 Desember 2018.

Rhenald menjelaskan, dari kacamata bisnis, pembiayaan selalu berisiko. Namun pembiayaan dengan surat utang ini dinilai lebih sedikit risikonya ketimbang dengan menggunakan pinjaman atau alokasi anggaran pemerintah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Lebih berisiko lagi kalau belinya pakai loan, atau APBN karena rupiah akan langsung tertekan. Ini kan kita berada di tengah-tengah era trade war," ucapnya.

Bagaimana dengan loan? Menurut Rhenald, pembayaran dengan instrumen loan akan menyulitkan pemerintah karena ada kewajiban untuk membayar bunga dan pokok, langsung di tahun berikutnya yang nilainya cukup besar. "Beda dengan bond. Pokoknya dibayar di belakang. Artinya kita bisa menabung, dapat bunga pula," tuturnya.

Lebih jauh, Rhenald menyebutkan EBITDA Freeport itu setahun besarnya bisa mencapai US$ 4 miliar dan net profit sebesar US$ 2 miliar. Dengan yang dilakukan pemerintah membeli saham dalam skema divestasi senilai US$ 4 miliar, dalam 4 tahun global bond itu sudah bisa dibayar dari devidennya saja. "Ini kan sama dengan modal dengkul. Siapa yg ngga ngiler. Makanya global bond itu oversubscribe."

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

2 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

2 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

3 hari lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

3 hari lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Menteri Bahlil Soal Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, 3 Pemicu Pinjol Makin Marak

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Menteri Bahlil Soal Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, 3 Pemicu Pinjol Makin Marak

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

3 hari lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Izin Ekspor Konsentrat Freeport, Wamen BUMN Komitmen Selesaikan Smelter

5 hari lalu

Soal Izin Ekspor Konsentrat Freeport, Wamen BUMN Komitmen Selesaikan Smelter

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa kementeriannya sedang berdiskusi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM soal rencana izin ekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

6 hari lalu

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan proses perpanjangan izin Freeport, yang habis pada 2041, hampir selesai.

Baca Selengkapnya

2023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

7 hari lalu

2023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

PT Freeport Indonesia berhasil memproduksi tembaga 1,65 miliar pound serta 1,97 juta ounces emas dan meraup laba bersih Rp 48,79 triliun pada 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Lesu Rupiah terhadap Dolar AS, 7 Orang Terkaya di Dunia hingga Riwayat Saham Freeport Indonesia

22 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Lesu Rupiah terhadap Dolar AS, 7 Orang Terkaya di Dunia hingga Riwayat Saham Freeport Indonesia

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Sabtu, 13 April 2024 dimulai dengan nilai rupiah anjlok ke level Rp 16.128 per dolar AS.

Baca Selengkapnya