BI Diprediksi Ikuti Langkah The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan

Kamis, 20 Desember 2018 11:23 WIB

Bank Indonesia (BI). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia diperkirakan menaikkan kembali suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin dalam Rapat Dewan Gubernur yang hasilnya diumumkan pada hari ini, Kamis, 20 Desember 2018. Hal tersebut menyusul kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin dalam pertemuan kebijakan moneter yang berakhir kemarin.

Baca: The Fed Kembali Naikkan Suku Bunga 25 Basis Poin

"Kalau The Fed menaikkan suku bunga, BI kemungkinan besar juga akan menaikkan suku bunga, guna menjaga interest rate differential," ujar Direktur Riset Center of Reform in Ekonomy (Core) Piter Abdullah kepada Tempo, Kamis, 20 Desember 2018.

Piter yakin BI bakal menaikkan suku bunga-nya. Sebab, menurut dia, BI pasti tidak mau mengambil risiko keluarnya modal asing yang berimbas tekanan kepada rupiah.

Senada dengan Piter, Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menuturkan BI bakal menaikkan suku bunga acuannya menjadi 6,25 persen dengan pertimbangan naiknya suku bunga The Fed dan defisit neraca perdagangan yang melebar. Badan Pusat Statistik sebelumnya mengumumkan defisit neraca perdagangan melebar menjadi US$ 2,05 miliar pada November lalu.

Advertising
Advertising

"Pada RDG November lalu, BI juga menaikkan suku bunganya dengan pertimbangan defisit neraca perdagangan yang cukup besar, yaitu US$ 1,8 miliar," ujar Lana.

Adapun Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan BI akan menahan bunga di level 6 persen lantaran sudah melakukan preemtive dengan menaikkan suku bunga sebelum Fed Rate naik. "Jadi pelaku pasar pun sudah price in soal kenaikan suku bunga The Fed," katanya.

Belum lagi, kata Bhima, sinyal The Fed yang akan dovish di 2019, yaitu dengan hanya menaikkan suku bunga dua kali akan menempatkan rupiah pada posisi menguat. Dengan demikian, BI dinilai belum perlu menaikkan bunga.

Baca: 2019, Tren Suku Bunga Naik Belum Berpengaruh ke Properti Karena..

"Lebih baik gunakan cadangan devisa untuk stabilisasi kurs jangka pendek. Lagipula posisi cadangan devisa naik menjadi US$ 117 miliar di November," ujar Bhima. Ia menyebut adanya risiko blunder terhadap ekonomi apabila BI terlalu agresif menaikkan suku bunga.

Berita terkait

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

3 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

4 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

6 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya