Survei: Pendapatan Sopir Angkutan Online Turun Hingga 50 Persen

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 20 Desember 2018 09:20 WIB

Komite Aksi Transportasi Online (KATO) mendaftarkan uji materi undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan ke Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, 7 Mei 2018. TEMPO/Lani Diana

TEMPO.CO, Jakarta - Pendapatan sebagian besar pengemudi angkutan online baik taksi maupun ojek terus menurun kendati masih memenuhi upah minimum provinsi. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Institut Studi Transportasi (Instran), 72,3 persen pengemudi taksi online yang menjadi responden merasakan penurunan pendapatan dibandingkan saat memulai profesi mengemudi angkutan sewa khusus itu.

Baca: Ini Postingan Petinggi Go-Jek soal LGBT yang Berkembang Viral

Survei dilakukan terhadap 300 pengemudi taksi online di Jabodetabek, DI Yogjakarta, Surabaya, dan Bali. Dari 217 driver yang mengaku berkurang pendapatannya, 32,3 persen di antaranya merasakan penurunan lebih dari 40 persen hingga 50 persen.

Sebanyak 36,8 persen responden mengatakan penurunan pendapatan disebabkan oleh jumlah angkutan sewa khusus yang semakin banyak. Selebihnya menyebut tarif per kilometer turun, poin atau target dinaikkan, bonus diturunkan, konsumen berkurang, kemacetan, dan perubahan kebijakan aplikasi.

Sementara itu, 68,7 persen responden pengemudi ojek online juga merasakan penurunan pendapatan. Responden diambil dari 300 driver ojek online di kota-kota yang sama.

Dari responden yang mengaku pendapatannya turun, 33 persen mengatakan pendapatan mereka berkurang lebih dari 40 persen hingga 50 persen.

Sebanyak 32,5 persen responden mengatakan jumlah ojek online yang kian banyak menyebabkan pendapatan mereka turun. Selain itu, mereka menyebutkan tarif per km yang turun, poin atau target yang dinaikkan, bonus diturunkan, perang tarif aplikator, potongan naik, dan pengemudi curang, sebagai penyebab.

Survei Instran menunjukkan pendapatan kotor 29,3 persen responden pengemudi taksi online berkisar Rp 300.500-Rp 400.000 per hari. Selebihnya mengaku Rp400.500-Rp500.000 per hari (23,7 persen) kurang dari Rp 300.000 per hari (22,7 persen), Rp 500.500-Rp 600.000 per hari (15 persen), dan lebih dari 600.000 per hari (9,3 persen).

Sementara itu, 32 persen responden pengemudi ojek online mengaku berpendapatan kotor Rp 150.500-Rp 200.000 per hari. Sisanya menyebutkan Rp 100.500-Rp 150.000 per hari (28,7 persen), Rp 200.500-Rp 250.000 per hari (17 persen), Rp 100.000 per hari (13 persen), Rp 250.500-Rp 300.000 per hari (7,7 persen), dan lebih dari Rp 300.000 per hari (1,7 persen).

Lantaran sebagian besar pengemudi angkutan online baik taksi maupun ojek online bekerja tujuh hari dalam sepekan, maka pendapatan kotor driver kedua angkutan masih di atas UMP. UMP DKI Jakarta Rp 3,6 juta per bulan, Bali Rp 2,1 juta per bulan, Jawa Barat Rp 1,5 juta per bulan, Jawa Timur Rp 1,5 juta per bulan, dan DI Yogyakarta hampir Rp 1,5 juta per bulan.

BISNIS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Hari Buruh Internasional, Aksi Unjuk Rasa di Cikapayang Dago Park

2 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Aksi Unjuk Rasa di Cikapayang Dago Park

Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan unjuk rasa menyuarakan perjuangan mereka saat Hari Buruh Internasional atau May Day di Cikapayang Dago Park

Baca Selengkapnya

Momen Lebaran Terakhir Presiden Jokowi

24 hari lalu

Momen Lebaran Terakhir Presiden Jokowi

Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun ini menjadi momen terakhir bagi Presiden Jokowi. Lantas, apa yang akan dilakukan oleh Jokowi?

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Jokowi Bagikan Sembako ke Ojol hingga Warga Sekitar Istana

25 hari lalu

Menjelang Lebaran, Jokowi Bagikan Sembako ke Ojol hingga Warga Sekitar Istana

Presiden Jokowi membagikan 1.000 paket sembako untuk para pengemudi ojek online di depan Istana Kepresidenan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Nasib THR Ojol, Kenapa Justru Baru Dibahas setelah Lebaran?

27 hari lalu

Nasib THR Ojol, Kenapa Justru Baru Dibahas setelah Lebaran?

Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor mengatakan pembahasan tentang tunjangan hari raya (THR) untuk ojek online (Ojol) dibahas setelah Lebaran

Baca Selengkapnya

Perusahaan Menolak Beri THR Ojol, SPAI: Tidak Manusiawi, Kami Dipaksa Kerja saat Lebaran

30 hari lalu

Perusahaan Menolak Beri THR Ojol, SPAI: Tidak Manusiawi, Kami Dipaksa Kerja saat Lebaran

Perusahaan menolak memberi THR untuk pengemudi ojek online atau Ojol. SPAI menyebut insentif yang ditawarkan perusahaan tidak manusiawi.

Baca Selengkapnya

THR Ojol, Bukan Pegawai hingga Dorongan dari Komisi IX DPR

33 hari lalu

THR Ojol, Bukan Pegawai hingga Dorongan dari Komisi IX DPR

Analis ketenagakerjaan memandang pekerja ojek online dan kurir seharusnya memperoleh THR Lebaran. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

SPAI Tolak Bingkisan hingga Bonus Hari Raya untuk Ojol: Insentif Bukan THR

33 hari lalu

SPAI Tolak Bingkisan hingga Bonus Hari Raya untuk Ojol: Insentif Bukan THR

Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menolak segala bentuk insentif dari aplikator untuk pengemudi ojek online (ojol) dan kurir logistik.

Baca Selengkapnya

Viral Sopir Taksi Online Coba Lakukan Penculikan dan Peras Penumpang Wanita, Ini Tips Aman Gunakan Taksi Online

34 hari lalu

Viral Sopir Taksi Online Coba Lakukan Penculikan dan Peras Penumpang Wanita, Ini Tips Aman Gunakan Taksi Online

Video viral beredar soal percobaan penculikan terhadap wanita oleh sopir taksi online. Berikut tips aman naik taksi online.

Baca Selengkapnya

Kronologi Perempuan Hampir Diculik Sopir Grab, Sempat Alami Kekerasan, Diancam dan Diperas

36 hari lalu

Kronologi Perempuan Hampir Diculik Sopir Grab, Sempat Alami Kekerasan, Diancam dan Diperas

Ramai di media sosial unggahan cerita korban yang diduga mengalami tindakan kekerasan oleh sopir GrabCar. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Polemik THR Bagi Ojol, Alasan Grab dan Gojek Tak Berikan THR kepada Driver Ojek Online dan Respons SPAI

36 hari lalu

Polemik THR Bagi Ojol, Alasan Grab dan Gojek Tak Berikan THR kepada Driver Ojek Online dan Respons SPAI

Gojek dan Grab menolak memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada mitra pengemudinya. Menurutnya, ada insentif lain. Apa tuntutan driver ojol?

Baca Selengkapnya