Angkasa Pura I Targetkan 140 Juta Penumpang per Tahun
Reporter
Antara
Editor
Kodrat Setiawan
Selasa, 18 Desember 2018 16:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura I menargetkan untuk mampu meningkatkan kapasitas penumpang bandara hingga dua kali lipat dalam lima tahun ke depan.
Baca juga: Angkasa Pura I Dapat Dana Rp 5 Triliun untuk Pengembangan Bandara
"Kalau sekarang kapasitas sekitar 80 juta penumpang per tahun bisa meningkat menjadi sekitar 140 juta penumpang per tahun di 13 bandara yang dikelola AP I," kata Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi dalam penandatanganan akta perjanjian pembiayaan belanja modal di Jakarta, Selasa, 18 Desember 2018.
Angkasa Pura I mengelola 13 bandara, yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara Juanda, Bandara Sultan Hasanuddin, Bandara Sams Sepinggan, Bandara Frans Kaisiepo, Bandara Adisutjipto, Bandara Internasional Lombok, Bandara Sam Ratulangi, Bandara Syamsudin Noor, Bandara Ahmad Yani, Bandara El Tari, Bandara Pattimura, dan Bandara Adi Soemarmo.
Dari 13 bandara yang dikelola AP I, terdapat sembilan bandara yang sedang dalam proses pengembangan. Di antaranya Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara Ahmad Yani, Bandara Juanda, dan Bandara Sam Ratulangi.
Pengembangan sembilan bandara tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah pertumbuhan penumpang yang tercatat masih lebih tinggi dari kemampuan kapasitas bandara.
Selain itu, Angkasa Pura I menargetkan untuk mampu mengelola 10 bandara baru dalam lima tahun ke depan di antaranya Bandara Sentani, Bandar Udara Komodo, dan bandara Samarinda baru.
"Skala bisnis kami akan berubah signifikan dan proses pengembangan bandara ini butuh dukungan pendanaan," ujar Faik.
Ia mengatakan Angkasa Pura I menginvestasikan sekitar Rp 18,8 triliun pada 2018 dan Rp 17 triliun pada 2019. Secara total, Faik memperkirakan kebutuhan investasi dalam lima tahun ke depan mencapai Rp 76 triliun.
Fasilitas kredit yang telah diperoleh Angkasa Pura I yaitu dukungan pendanaan senilai Rp 5 triliun pada Desember 2018 dari PT Bank Tabungan Negara senilai Rp 2 triliun, PT Sarana Multi Infrastruktur (Rp 2 triliun) dan PT Bank BRI Syariah (Rp 1 triliun).
ANTARA