Startup Pilihan Tempo 2018: Tanijoy, Hubungkan Petani Desa dengan Investor

Reporter

Caesar Akbar

Sabtu, 8 Desember 2018 20:17 WIB

Tanijoy. Dok Tanijoy

Jakarta - Perusahaan teknologi keuangan alias fintech bidang agrobisnis Tanijoy terpilih menjadi juara kategori best social impact dalam Startup Pilihan Tempo 2018. Penganugerahan tahunan itu digelar Koran Tempo berkolaborasi dengan Digitaraya sebagai bagian dari upaya mengembangkan ekosistem digital.

Baca juga: Startup Pilihan Tempo 2018: Wakuliner, Incar Peluang Bisnis Makan

Tanijoy didirikan oleh tiga sekawan Muhammad Nanda Putra, Kukuh Budi Santoso, dan Febrian Imanda Effendy pada April 2018. Menurut Nanda, perusahaan rintisannya itu berniat menjadi jembatan bagi petani yang membutuhkan modal dengan para investor.

Nanda dan Kukuh berlatar belakang sarjana pertanian Universitas Brawijaya, Malang, yang memahami ilmu agroteknologi. Sementara Febrian berpendidikan teknologi informasi.

Ide tiga orang pemuda ini terilhami kondisi petani di perdesaan yang kerap mengalami kerumitan dalam mengurus pinjaman lewat perbankan maupun lembaga keuangan lainnya. Selain itu, para petani pun hanya sedikit yang memahami pengelolaan keuangan maupun rencana pengembangan bisnis, sehingga tak mampu menarik pemodal. Padahal bagi petani di perdesaan akses terhadap sumber modal adalah keniscayaan.

Selain mempertemukan petani dan pemodal, Nanda mengatakan program yang mereka rancang berniat memberikan nilai tambah pada kegiatan pertanian. "Kami tidak memberi petani uang, tapi barang. Usahanya tetap kami kontrol," kata dia, seperti dikutip dari Koran Tempo edisi Senin, 3 Desember 2018.

Pengontrolan dilakukan field manager Tanijoy, yang berada langsung di lokasi pertanian. Selain mengawasi petani, field manager bertugas membina petani untuk menghasilkan produk berkualitas. Setiap kemajuan, kebutuhan, dan masalah dilaporkan langsung lewat aplikasi Tanijoy.

Nanda mengatakan para field manager Tanijoy adalah ahli pertanian. Menurut dia, mereka tak melulu berstatus karyawan Tanijoy. “Bisa diisi tokoh lokal setempat yang telah dipercaya dan memiliki keahlian di bidang pertanian,” kata pemuda 27 tahun ini.

Lewat field manager, perseroan mengawasi kegiatan bertani, dari pembibitan hingga akses pemasaran. Dari pengalamannya bertani sejak 2011, Nanda mengetahui banyak petani yang tak menerapkan pengawasan dari hulu ke hilir itu. Jika sistem ini diterapkan, dia optimistis produksi dan penghasilan petani bertambah hingga dua kali lipat.

Pada awal kemunculannya, Nanda menyebutkan masih banyak petani yang skeptis terhadap skema yang ditawarkan Tanijoy. Namun semua berubah setelah sistem berjalan dan berhasil membuat produksi lebih baik. “Di Bogor, hampir setiap hari ada yang datang untuk bergabung," ujarnya.

Saat ini, Tanijoy sudah menggandeng 1.900 mitra petani dan menggarap 600 proyek pertanian. Nanda dan timnya juga sukses mengajak 200 investor bergabung—paling banyak adalah lembaga non-perorangan. "Yang paling besar investasi hingga Rp 450 juta," ucap Nanda.

Namun Tanijoy tak serta-merta menerima setiap tawaran yang diajukan petani. Setelah diverifikasi dan dibuat prospektusnya, tim Tanijoy baru menawarkan proyek itu kepada investor. Tak jarang, Tanijoy melakukan percobaan lebih dulu. Proyek yang digarap Tanijoy dan mitranya antara lain menanam sayur-sayuran bernilai tinggi dan cepat dipanen, seperti kentang, bawang, dan cabai.

Jika panen sukses, Tanijoy menawarkan pembagian hasil 40 persen untuk petani, 40 persen untuk investor, dan 20 persen untuk manajemen Tanijoy. "Yang kita bangun di Tanijoy adalah menyelesaikan akses permodalan yang sulit, akses pasar yang sulit, dan akses teknik budi daya yang baik," tutur Nanda.

Ke depan, Nanda mengatakan akan makin meningkatkan penggunaan transaksi nontunai atau cashless lewat pembuatan e-wallet. "Jadi semua petani yang mau ambil upah, bagi hasil, mau beli pupuk atau pestisida, semua lewat transaksi cashless. Dengan cara itu, kami bisa mengontrol pemakaian dana benar-benar untuk produksi,” ujarnya.

Baca berita Startup lainnya di Tempo.co

EGI ADYATAMA | KORAN TEMPO

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

2 hari lalu

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

Komunitas Pers Politeknik Tempo (Korste) telah menyelesaikan rangkaian pelatihan cek fakta bersama tim Cek Fakta Tempo pada Jumat, 3 Mei 2024 dan resmi menjadi agen cek fakta.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

3 hari lalu

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

Perjanjian pranikah atau perjanjian pisah harta dilakukan kedua pasangan memiliki pendapatan atau bisnis sendiri masing-masing.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

5 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

7 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Tempo Menggelar Pelatihan Jurnalisme Konstruktif

7 hari lalu

Tempo Menggelar Pelatihan Jurnalisme Konstruktif

Tempo menggelar pelatihan jurnalisme konstruktif atau constructive journalism selama tiga hari sejak Ahad, 28 April 2024.

Baca Selengkapnya

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

7 hari lalu

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

Otorita IKN mencanangkan pembangunan pusat riset dan kampus startup bernama Nusantara Knowledge Hub atau K-Hub.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

12 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya