CEO Brodo Curhat Mahalnya Ongkos Logistik di RI Hambat Ekspansi

Jumat, 7 Desember 2018 14:29 WIB

M Yukka Harlanda, CEO Brodo Footwear. TEMPO/Nurdiansah

Jakarta - CEO Brodo, perusahaan yang bergerak di bidang fashion, Yukka Harlanda mengatakan ongkos logistik di Indonesia masih menjadi salah satu penghambat dalam menjalankan bisnis di Indonesia. Rencana ekspansi belum bisa banyak terwujud lantaran tingginya biaya kirim barang dari satu titik ke titik lainnya.

Baca juga: Benarkah Program Biodiesel Mengancam Bisnis Logistik?

"Ini menghambat kami untuk membuka cabang karena logistiknya mahal," kata Yukka saat ditemui dalam acara The 8th Annual International Forum on Economics Development and Public Policy (AIFED), Nusa Dua, Bali, Jumat, 7 Desember 2018.

Yukka hadir menjadi pembicara dalam satu sesi diskusi di acara ini. Dalam sesi diskusi yang juga dihadiri sejumlah pejabat Kementerian Keuangan ini, Yukka menyampaikan langsung permasalahan logistik tersebut. Pejabat kementerian yang hadir yaitu seperti Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara.

Saat ini, Brodo memiliki sekitar 11 outlet di Makassar, Sulawesi Selatan. Untuk pengiriman ke Jakarta, hampir tidak ada masalah karena ongkos kirim yang murah dan waktu pengiriman yang hanya sekitar 6 jam saja. Namun cerita berbeda terjadi saat ingin mengirim barang ke toko mereka yang ada di Makassar, Sulawesi Selatan.

Di sana, Brodo memiliki sebuah toko yang menjual produk-produk terbaru mereka. Masalahnya, pengiriman barang dari Jakarta dan Makassar membutuhkan biaya yang tidak kecil dan waktu sekitar tiga hari pengiriman. Imbasnya terjadi pada harga yang ikut naik. "Kalau mau murah yang pakai pengiriman yang dua minggu," kata Yukka.

Walhasil, pengiriman barang dari Bandung ke Jakarta lalu ke Makassar tidak bisa dilakukan rutin. Brodo menyiasatinya dengan mengirim barang dengan jumlah yang banyak. Namun ini lagi-lagi justru membuat biaya menjadi tinggi karena butuh gudang yang lebih besar.

Brodo sebenarnya saat ini mulai mempersiapkan produk mereka untuk diekspor. Tapi menurut Yukka, pengiriman barang dari Indonesia ke luar negeri ternyata bisa 10 kali lipat lebih mahal dibandingkan pengiriman dari luar ke Indonesia. Salah satunya informasi yang diterima Yukka yaitu pengiriman barang dari Malaysia ke Indonesia yang hanya Rp 20 sampai Rp 30 ribu, tapi ongkos sebaliknya justru Rp 200 sampai Rp 300 ribu.

Suahasil Nazara menyampaikan bahwa pemerintah terus menekan ongkos logistik di dalam negeri. Itu sebabnya, sejumlah infrastruktur pendukung terus dibangun, mulai dari pelabuhan dan maskapai penerbangan. "Jadi rute yang panjang dan berbiaya tinggi itu yang mesti kami cari solusinya," kata dia.

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

3 hari lalu

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan alasannya mengangkat tokoh buruh, Andi Gani Nena Wea, sebagai salah satu staf ahlinya.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

4 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

8 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

9 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

10 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

11 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

12 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

7 Alasan Resign Mendadak yang Tepat dan Tetap Profesional

15 hari lalu

7 Alasan Resign Mendadak yang Tepat dan Tetap Profesional

Ada beberapa alasan resign mendadak yang bisa Anda gunakan saat ingin mengundurkan diri. Pastikan Anda mengkomunikasikan dengan HRD.

Baca Selengkapnya

5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

18 hari lalu

5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.

Baca Selengkapnya