Kemenkeu Tetapkan Penerbitan Bersih SBN 2019 Rp 388,96 T

Kamis, 6 Desember 2018 05:11 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah), didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution (kanan), dan Gubernur BI Perry Warjiyo saat menyampaikan keterangan pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 16 November 2018. Keterangan pers ini terkait Paket Kebijakan Ekonomi XVI. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan menetapkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) bruto di 2019 sebesar Rp 825,7 triliun, turun dibandingkan target penerbitan di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar Rp 856,49 triliun. Adapun penerbitan bersih SBN sebesar Rp 388,96 triliun, menurun dari tahun ini sebesar Rp 414,52 triliun.

Simak: Arus Modal ke Pasar Sekunder SBN 31,8 T Turut Kuatkan Rupiah

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan dalam menentukan strategi pembiayaan tahun depan, kementeriannya telah mempertimbangkan sejumlah faktor eksternal maupun internal.

“Tahun ini terjadi tren kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Funds Rate) dan peningkatan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) seiring peningkatan indeks dolar di pasar keuangan, hal ini kemudian berdampak pada kenaikan yield SBN dan diperkirakan berlanjut di 2019,” ujarnya, di Jakarta, kemarin. Sedangkan dari faktor eksternal, tantangan yang harus dihadapi adalah tekanan yang bersumber dari defisit neraca transaksi berjalan (CAD).

Sri Mulyani melanjutkan dengan dinamika tersebut, pemerintah pun berkomitmen untuk berhati-hati dalam mengelola pembiayaan dan utang tahun depan. Total utang di 2019 ditetakan sebesar Rp 359,25 triliun. Pembiayaan direncanakan akan dipenuhi dari utang dalam denominasi valuta asing (valas) dan rupiah, baik berupa SBN maupun pinjaman. “Penyusunan strategi dilandasi oleh kebijakan pembiayaan utang yang prudent dan akuntabel.”

Advertising
Advertising

Beberapa strategi di antaranya, adalah melalui lelang Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Negara Syariah (SBSN), yang masing-masing diadakan 24 kali. Komposisi penerbitan SUN mencapai 70-75 persen dari penerbitan SBN, sedangkan 25-30 persennya diterbitkan dalam SBSN. Namun, menurut Sri Mulyani hal itu akan bergantung pada kondisi pasar yang terjadi tahun depan. “Fleksibilitas dalam pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan utang untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan APBN,” katanya.

Sedangkan berdasarkan denominasinya, sebanyak 14-17 persen SBN akan diterbitkan dalam valuta asing, dan sebanyak 83-86 persen sisanya dalam denominasi rupiah. “Untuk denominasi valas ditujukan sebagai komplementer dan menghindari crowding out effect di dalam negeri.” Berikutnya, untuk mekanismen non lelang, misalnya bookbuilding bagi investor ritel dan metode penjualan obligasi private placement disisihkan sebanyak 22-24 persen dari penerbitan SBN bruto.

Lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investor Service sebelumnya memberikan peringkat Baa2 dengan outlook stabil untuk SUN yang berdenominasi dolar AS. Vice President Sovereign Risk Group Moody’s Singapura Anushka Shah berujar peringkat yang baik tersebut disematkan karena perekonomian dan stabilitas makro Indonesia dinilai tahan terhadap guncangan. “Hal itu juga ditopang oleh defisit fiskal yang terjaga hingga rasio utang pemerintah yang rendah,” ujarnya.

<!--more-->

Anushka menambahkan lembaganya memproyeksikan reformasi perekonomian Indonesia akan mengalami perlambatan menjelang penyelenggaraan pemilu tahun depan. Namun, prospek stabil tetap diberikan karena tampak ada potensi peningkatan daya saing dengan upaya pemerintah yang jor-joran menarik investasi melalui serangkaian insentif dan paket kebijakan. “Kami juga akan melihat bagaimana pemerintah mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri, dan bukti bahwa reformasi mendorong investasi.”

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhuma Yudhistira Adhinegara berujar sikap pemerintah yang menurunkan rencana penerbitan SBN tahun depan juga didasarkan pada pertimbangan lain.

“Tahun depan ada utang jatuh tempo Rp 345 triliun, ini cukup besar,” katanya. Bhima menuturkan di 2019 sebagai langkah antisipasi tekanan dolar AS terhadap rupiah yang diprediksi masih berlanjut, pemerintah dapat melakukan pendalam pasar keuangan. “Misalnya dengan menerbitkan lebih banyak dalam denominasi rupiah dan menyasar pasar ritel di dalam negeri.”

Berita terkait

Viral Bea Masuk Rp 31,8 Juta untuk Sepatu Seharga Rp 10 Juta, Begini Cara Perhitungan Bea Cukai

9 hari lalu

Viral Bea Masuk Rp 31,8 Juta untuk Sepatu Seharga Rp 10 Juta, Begini Cara Perhitungan Bea Cukai

Ditjen Bea Cukai menanggapi pemberitaan penetapan bea masuk untuk produk sepatu impor yang dibeli oleh konsumen sebesar Rp 31,8 juta.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

10 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

10 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hingga 9 April 2024, Kemenkeu Bayarkan THR PNS Senilai Rp 40,77 Triliun

24 hari lalu

Hingga 9 April 2024, Kemenkeu Bayarkan THR PNS Senilai Rp 40,77 Triliun

Pemerintah telah menyalurkan tunjangan hari raya (THR) sebesar Rp 40,77 triliun per hari Selasa, 9 April 2024. Seperti apa rinciannya?

Baca Selengkapnya

Per Maret 2024, Setoran Pajak Ekonomi Digital Mencapai Rp 23,04 Triliun

24 hari lalu

Per Maret 2024, Setoran Pajak Ekonomi Digital Mencapai Rp 23,04 Triliun

Ditjen Pajak Kemenkeu mencatat penerimaan negara dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Maret 2024 mencapai Rp 23,04 triliun.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu: Penyaluran THR untuk ASN Hampir 100 Persen, Tembus Rp 36,93 Triliun

30 hari lalu

Kemenkeu: Penyaluran THR untuk ASN Hampir 100 Persen, Tembus Rp 36,93 Triliun

Kementerian Keuangan mengumumkan perkembangan pembayaran tunjangan hari raya atau THR untuk aparat sipil negara (ASN) per 3 April 2024.

Baca Selengkapnya

DJP Ingatkan Wajib Pajak Sampaikan Realisasi PPS, Hari Ini Batas Terakhir

34 hari lalu

DJP Ingatkan Wajib Pajak Sampaikan Realisasi PPS, Hari Ini Batas Terakhir

DJP mengatakan Wajib Pajak orang pribadi yang mengikuti Program Pengungkkapan Sukarela (PPS) wajib menyampaikan realisasi PPS.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Terakhir Lapor SPT Tahunan, Ditjen Pajak Buka Layanan di Luar Kantor

34 hari lalu

Hari Ini Terakhir Lapor SPT Tahunan, Ditjen Pajak Buka Layanan di Luar Kantor

Kantor Pajak akan tetap buka pada hari ini, Ahad, 31 Maret 2024, untuk melayani masyarakat melapor SPT Tahunan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 22 Triliun dalam Lelang Surat Utang Negara

38 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 22 Triliun dalam Lelang Surat Utang Negara

Pemerintah meraup Rp 22,6 triliun melalui lelang Surat Utang Negara pada Selasa, 26 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Utang Baru yang Ditarik Pemerintah Turun Drastis jadi Rp 72 Triliun

39 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Utang Baru yang Ditarik Pemerintah Turun Drastis jadi Rp 72 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan pemerintah sudah melakukan pencarian utang sebesar Rp 72 triliun per 15 Maret 2024.

Baca Selengkapnya