Nilai Tukar Rupiah Melemah, Analis: Masih Wajar

Selasa, 4 Desember 2018 11:43 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta- Nilai tukar Rupiah kembali melemah pada Selasa, 4 Desember 2018. Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor, kurs dolar berada pada level Rp 14.293 per satu dolar Amerika Serikat.Nilai

BACA: Arus Modal Asing ke Pasar SBN Rp 35 Triliun Kuatkan Rupiah

Padahal pada Senin, 3 Desember 2018, Rupiah sempat menguat pada level Rp 14.252 per dolar AS. Angka tersebut lebih kuat 87 basis poin ketimbang pada akhir pekan lalu.

Tren menguatnya Rupiah terlihat kembali pada Kamis 29 November 2018 kala kurs menguat menjadi Rp 14.408 per dolar AS, saat sebelumnya sempat melemah ke Rp 14.535 per dolar AS pada Rabu, 28 November 2018.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih sebelumnya memprediksi Rupiah menguat terhadap dolar AS merespons sentimen positif dari melunaknya hubungan dagang negeri Abang Sam dengan Cina.

Dalam acara G20 Leaders di Buenos Aires, Argentina, kemarin, pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping telah menghasilkan sejumlah kesepakatan. Kesepakatan itu antara lain AS tidak bakal menaikkan tarif bea masuk dari 10 persen menjadi 25 persen untuk barang-barang impor dari Cina senilai US$ 200 miliar pada 1 Januari 2019. Selain itu, Cina setuju membeli produk-produk pertanian AS.

"Walaupun masih temporer, kesepakatan bisa menjadi sentimen positif bagi investor seiring dengan ketidakpastian global yang menurun," ujar Lana memprediksi dampak pertemuan Donald Trump dan Xi Jinping terhadap nilai tukar Rupiah.

BACA: Jokowi Berharap Rupiah Menguat Bertahap

Sementara itu, Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong mengatakan pelemahan Rupiah relatif wajar. "Setelah mengalami apresiasi dalam beberapa hari terakhir ini," kata Lukman, 4 Desember 2018.

Menurut dia, pelemahan nilai tukar Rupiah itu cenderung bersifat teknikal, dan masih memiliki peluang untuk kembali menguat terhadap dolar AS. Dolar AS, lanjut dia, masih terbebani pernyataan The Fed yang menilai suku bunga telah mendekati normal, situasi itu memicu minat pasar terhadap emerging market masih tinggi.

"Kenaikan suku bunga tahun depan diperkirakan tidak akan seagresif tahun ini, sehingga dampaknya Rupiah akan masuk ke dalam tren penguatan ke depannya," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova menambahkan meredanya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina juga dapat menjadi faktor bagi Rupiah untuk kembali terapresiasi. "Konflik perang dagang diharapkan tidak berkepanjangan sehingga aset 'emerging market' kembali diminati," katanya.

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

19 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

3 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

4 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya