Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika semakin menguat. Dia berharap penguatan terjadi secara bertahap.
Baca juga: Darmin Nasution: Rupiah Memiliki Ruang Tembus Rp 13 Ribu per USD
"Kita ingin jangan terlalu cepat, drastis karena kita butuh persaingan ekspor produk- produk Indonesia," kata Jokowi di forum CEO Networking di Ritz Carlton, Jakarta, Senin, 3 Desember 2018.
Jokowi mengatakan penguatan rupiah didorong masuknya sejumlah arus modal ke dalam negeri. Dia menilai, investor asing mulai mempercayai kondisi fiskal dan moneter Indonesia yang selama ini dikelola secara hati-hati. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi kuartal III yang mencapai 5,17 persen di tengah tekanan ekonomi global. Inflasi juga terjaga di kisaran 3 persen.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika kembali menguat hari ini. Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor tercatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 14.252 hingga berita ini ditulis. Angka tersebut menunjukkan penguatan 87 poin dari nilai sebelumnya yang sebesar Rp 14.339 pada 30 November 2018.
Nilai tukar rupiah sebelumnya melemah hingga ke kisaran Rp 15 ribu per dolar Amerika. Pelemahan terjadi sejak 3 Oktober 2018. Namun pada 5 November kurs mulai menyentuh Rp 14 ribu dan terus menguat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penguatan rupiah terjadi sejak akhir Oktober. "Kalau dibandingkan dengan negara lain, baik di Asean maupun negara di market yang besar seperti Brasil, India, Afrika, Turki, sebulan ini rupiah mengalami penguatan yang tercepat," katanya.
Menurut dia, peluang rupiah menguat akan terus terbuka. Terutama setelah perundingan antara Presiden Amerika Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jin Ping terkait masalah perang dagang antara keduanya terjadi dalam forum G20 di Argentina, kemarin.