KTT G20 Digelar, Pemerintah Bersiap Siasati Efek Perang Dagang

Jumat, 30 November 2018 12:03 WIB

Sekretaris Menteri Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 dalam konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Selasa 9 Oktober 2018. ICom/AM IMF-WBG//Nyoman Budhiana

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengatakan pemerintah sedang berancang-ancang untuk memanfaatkan efek dari perang dagang usai Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Argentina.

Baca: Negara-Negara G20 Ingin Redakan Tensi Perang Dagang

Menurut Susiwijono, pemerintah memperhitungkan, bahwa para investor saat ini sedang menunggu hasil KTT G20, di mana trade war akan berlanjut atau tidak. "Kami hari-hari ini memikirkan respons dari efek trade war. Kami ingin selain memperdebatkan trade war juga hitung kemungkinan ada dampak positifnya," kata Susiwijono di kantornya, Jakarta, Kamis, 29 November 2018. "Kami menyebutnya second round effect dari trade war itu."

Susiwijono mengatakan, kalau industri-industri di sana tidak bisa mengekspor ke Amerika Serikat, mereka pasti memikirkan untuk memindahkan industri dan investasinya di negara lain atau melakukan relokasi industri. "Kalau G20 ini nanti tetap saja berlanjut, keributan polemik mengenai trade war ini, mereka harus memutuskan. Nah kami mengantisipasi," ujar dia. "Kalau mereka betul-betul memutuskan untuk merelokasi industri, kita harus siap menarik investasi itu, kita bersaing dengan banyak negara."

Menurut Susiwijono, persaingan ketat akan terjadi, terutama beberapa negara seperti Vietnam dan Thailand yang sangat agresif. "Kalau investasi itu bisa kita tarik, itu bisa luar biasa membantu menyelesaikan CAD (defisit transaksi berjalan)," ujarnya.

Lebih jauh, Susiwijono mengatakan pemerintah melihat tolak ukur dari negara lain. Contohnya, tax holiday di beberapa negara sudah sampai menawarkan 15 - 30 tahun. Kemudian DNI, negara lain jauh lebih membuka investasi asing di berbagai bidang usaha.

"Kemudian dari sisi kemudahan perizinan berusaha, EODB (ease of doing business) kemarin memberikan sinyal bahwa reform yang sudah kami berikan masih belum cukup mengejar ketertinggalan dengan negara lain," ujar Susiwijono.

Baca: Sri Mulyani di Pertemuan G20: Negara Maju Harus Konsisten

Oleh karena itu, menurut Susiwijono, saat ini pemerintah betul-betul mendorong pembaruan perizinan, salah satunya dengan paket kebijakan ekonomi ke-16. "Berbagai effort kebijakan tadi masih dalam rangka menarik investasi," ujar Susiwijono. "Mumpung momentumnya seperti ini, kami akan menarik kembali investasi."

Simak berita lainnya terkait G20 hanya di Tempo.co.

Berita terkait

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

15 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Zelensky Undang Prabowo ke KTT Formula Perdamaian, Ini Alasannya

44 hari lalu

Zelensky Undang Prabowo ke KTT Formula Perdamaian, Ini Alasannya

Prabowo sebagai menteri pertahanan Indonesia pernah mengajukan usulan damai untuk Rusia Ukraina, tetapi pihak Ukraina menolaknya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

6 Maret 2024

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah

6 Maret 2024

Prabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah

Prabowo mengatakan, Indonesia yang merupakan anggota G20 negara dengan perekonomian terbesar dunia tidak boleh membiarkan ada rakyat hidup susah

Baca Selengkapnya

Prabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

6 Maret 2024

Prabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

Prabowo menilai pemerintah harus menjadi pemimpin yang melindungi rakyatnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

5 Maret 2024

Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

Jumlah korban tewas akibat konflik Israel-Palestina melonjak tajam dalam kurun tiga bulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

3 Maret 2024

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

2 Maret 2024

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann di So Paulo, Brasil.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Hadiri G20 FMCBG di Brasil, Duduk Bersama Bahas Pemulihan Ekonomi Global

2 Maret 2024

Sri Mulyani Hadiri G20 FMCBG di Brasil, Duduk Bersama Bahas Pemulihan Ekonomi Global

Sri Mulyani Indrawati terbang ke Brasil untuk menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG). Mereka membahas isu-isu yang berkaitan dengan pemulihan ekonomi global

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Presiden World Bank Ajay Banga, Bahas Kredit Karbon hingga Dana Investasi Iklim

1 Maret 2024

Sri Mulyani Bertemu Presiden World Bank Ajay Banga, Bahas Kredit Karbon hingga Dana Investasi Iklim

Menkeu Sri Mulyani bertemu dengan Presiden Bank Dunia atau World Bank, Ajay Banga di tengah rangkaian agenda G20 di Brasil. Apa saja yang dibahas?

Baca Selengkapnya