Faisal Basri Sebut Rupiah Menguat Karena Banyaknya Utang

Kamis, 29 November 2018 06:24 WIB

Pound Mesir dan Dolar AS [Egypt Independent]

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Faisal Basri menyebut bahwa rupiah yang tengah menguat hari-hari ini karena kebijakan pemerintah untuk menarik utang. Menurut dia, hal ini kemudian menyebabkan dolar Amerika Serikat masuk sehingga memperkuat likuiditas di dalam negeri.

Baca juga: Sempat Dipuji Jokowi, Rupiah Ditutup Melemah 14.471

"Karena itu rupiah membaik itu bukan karena darah keringat pemerintah tapi karena utang," kata Faisal dalam acara seminar sasional Proyeksi Ekonomi Indonesia 2019 yang bertajuk "Adu Strategi Hadapi Perang Dagang" di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu, 28 November 2018.

Adapun, nilai tukar rupiah tercatat terus menguat selama tiga pekan terakhir. Pada Oktober 2018 kemarin nilai tukar sempat menyentuh angka Rp 15.000 per dolar AS. Sedangkan, pada pekan ini rupiah terus-terusan menguat di angka Rp 14.400-14.500 per dolar AS.

Merujuk pada Kurs Refensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR berada di angka Rp 14.535 per dolar AS. Sedangkan di pasar sekunder, rupiah diperdagangkan pada level Rp 14.516 per dolar AS.

Faisal menjelaskan bahwa hal ini bisa dilihat dari masuknya dolar lewat tiga instrumen. Pertama adalah foreign direct investment atau investasi langsung luar negeri, kedua dari portofolio dan ketiga dan other investment atau investasi lain. Adapun investasi lain ini, terdiri dari penarikan utang baru sehingga dolar AS masuk dan pencicilan utang sehingga dolar keluar.

Advertising
Advertising

Dalam konteks ini, kata Faisal, pemerintah telah melakukan penarikan utang lebih banyak. Misalnya pemerintah mendapat utang dari Bank Dunia untuk melakukan pembangunan kembali daerah bencana di Lombok maupun Sulawesi Tenggara. Belum lagi, Asian Development Bank yang juga ikut mengeluarkan dana pinjaman untuk pemulihan pasca bencana ke Indonesia.

"Jadi karena narik utangnya lebih banyak makanya ikut membantu nilai tukar rupiah," kata Faisal.

Hal itu kata Faisal juga didukung dengan terus melambatnya adanya investasi luar negeri ke Indonesia. Padahal hal inilah yang seharusnya bisa mendatangkan dolar AS sehingga ikut membantu penguatan rupiah dan menambah likuiditas yang ada.

Karena itu, ke depan penguatan rupiah ini hanya bersifat sementara. Pada tahun depan, ia memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada di atas level Rp 15.000 per dolar AS.

Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

1 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

1 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

3 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

4 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

5 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

5 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

5 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

6 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya