Darmin Nasution Minta Pertamina Tak Setengah - setengah Soal B20

Reporter

Caesar Akbar

Rabu, 28 November 2018 14:02 WIB

Dari kiri: Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati secara simbolis mengisi tangki bus dengan bahan bakar minyak B20 dalam peluncuran Mandatori B20 di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat, 31 Agustus 2018. B20 merupakan solar dengan campuran biodiesel 20 persen. TEMPO/Tony Hartawan

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mendorong PT Pertamina (Persero) mengoptimalkan kinerjanya dalam penerapan mandatori biodiesel dengan campuran minyak sawit 20 persen alias mandatori B20.

Baca juga: Darmin Nasution: Masih Ada Ruang untuk Penguatan Rupiah

"Kami berharap Pertamina menjadi leader dalam mengembangkan B20. Kami tidak ingin swasta sudah comply, tapi Pertamina masih setengah-setengah," ujar Darmin di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu, 28 November 2018.

Menurut Darmin, saat ini perusahaan energi pelat merah itu masih belum optimal dalam penerapan kebijakan biodiesel itu. Padahal penerapan B20 adalah salah satu strategi pemerintah dalam mengendalikan defisit transaksi berjalan. Dengan kebijakan itu, diharapkan ada penurunan impor solar ke dalam negeri. "Kalau kita kerjakan dengan baik, situasi ini (defisit transaksi berjalan) bisa dikelola dengan baik," kata Darmin.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia defisit US$ 1,82 miliar pada Oktober 2018 seiring dengan arus impor yang kembali meningkat. Nilai defisit ini disebabkan posisi neraca ekspor yang tercatat sebesar US$ 15,80 miliar atau lebih rendah dibandingkan nilai neraca impor sebesar sebesar US$ 17,63 miliar.

Berdasarkan tahun kalender, sepanjang Januari hingga Oktober 2018, neraca perdagangan juga mengalami defisit sebesar US$ 5,5 miliar. Posisi defisit ini disebabkan oleh posisi defisit di neraca migas sebesar US$ 10,7 miliar, di mana defisit hasil minyaknya mencapai US$ 13,21 miliar.

Darmin mengatakan salah satu hal yang membuat Pertamina tidak optimal dalam penerapan kebijakan B20 ini adalah perseroan membuat terlalu banyak titik pencampuran B20. "Ada hampir seratus," ujar dia. Dampaknya, kapal yang diperlukan untuk mobilisasi bahan bakar itu pun menjadi banyak. "Semua perusahaan pengirim FAME (Fatty Acid Methyl Esters atau bahan bakar nabati) kan perlu kapal."

Sementara itu, kapal yang boleh mengangkut bahan bakar itu adalah kapal yang telah disertifikasi Pertamina. Sehingga jumlah yang ada pun tidak mencukupi. Solusinya, Darmin telah meminta perseroan menurunkan jumlah titik pencampurannya menjadi 11 titik saja.

Namun, permintaan Darmin itu tidak langsung disanggupi perusahaan. Perseroan mengajukan 24 titik pencampuran bahan bakar hingga akhir tahun ini. Sementara untuk tahun depan, perseroan sepakat menurunkan jumlah titik pencampurannya menjadi 11 titik saja.

Sebenarnya, kata Darmin Nasution, dengan jumlah titik pencampuran bisa diturunkan ke 24 titik saja sudah cukup membantu. "Kalau 24 mungkin butuh kapal 20-an, kita punya," tutur dia. "Kalau seratus kita enggak ada."

Berita terkait

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

19 jam lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

1 hari lalu

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN membuka lowongan kerja pada bulan Mei 2024 ini

Baca Selengkapnya

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

3 hari lalu

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

IM Aditya Bagus Arfan dan GM Novendra Priasmoro juara di pertandingan catur Pertamina Indonesian GM Tournament 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

6 hari lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

7 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

7 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

9 hari lalu

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.

Baca Selengkapnya

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

11 hari lalu

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading berpartisipasi dalam pameran industri terkemuka internasional

Baca Selengkapnya

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

11 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

11 hari lalu

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.

Baca Selengkapnya