Wilmar: Greenpeace Memaksa Kami Membuka Peta Konsesi

Selasa, 20 November 2018 20:17 WIB

Enam aktivis Greenpeace ditangkap setelah menaiki sebuah tanker yang mengangkut minyak sawit Indonesia di Teluk Cadiz, Spanyol. kredit photo: greenpeace

TEMPO.CO, Jakarta - PT Wilmar Nabati Indonesia, bagian dari Grup Wilmar, mempertanyakan tuduhan dari organisasi lingkungan hidup, Greenpeace, bahwa minyak sawit produksi perusahaan tersebut berkontribusi pada kerusakan 70 ribu hektare hutan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Baca: Greenpeace Hentikan Kerja Sama dengan APP dan Sinar Mas

"Kami sangat yakin minyak sawit yang kami produksi adalah minyak sawit yang bebas deforestasi (penebangan hutan)," kata Komisaris Utama PT Wilmar Nabati Indonesia Master Parulian Tumanggor saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin, 19 November 2018.

Master balik mengatakan bahwa tuntutan sebenarnya dari Greenpeace adalah memaksa Wilmar untuk membuka semua peta konsesi pemasok bahan baku ke perusahaan, termasuk semua peta izin lokasi. Inilah yang menjadi masalah, kata dia, sebab izin lokasi hanya dapat dipublikasikan dengan persetujuan dari Bupati setempat. "Karena merekalah yang mengeluarkan izin lokasi."

Wilmar, kata Master, tidak dapat mempublikasikan peta konsesi karena menyalahi aturan hukum yang berlaku di Indonesia. "Inilah sebenarnya alasan utama dari Greenpeace terus melakukan kampanye negatif terhadap Wilmar, bukan karena komitmen no-deforestation yang telah kami laksanakan." Menurut dia, sangat penting bagi Pemerintah Indonesia untuk turun tangan dalam menanggapi permintaan Greenpeace tersebut.

Sebelumnya, enam aktivis dari Greenpeace naik ke atas Kapal Stolt Tenacity di perairan Teluk Cadiz, di dekat Spanyol. Kapal itu membawa minyak sawit dari kilang penyulingan Wilmar di Dumai, Riau. Enam aktivis tersebut juga membentangkan spanduk bertuliskan "Save Our Rainforest dan Drop Dirty Palm Oil." Tidak diketahui bagaimana cara keenam aktivis naik ke atas kapal kargo ini. Namun, saat ini, keenamnya dikabarkan telah ditahan oleh awak kapal kargo.

Advertising
Advertising

Juru kampanye di kapal Greenpeace Esperanza Hannah Martin, dalam keterangannya pada Minggu, 18 November 2018, mengatakan, pihaknya memiliki keterbatasan kontak radio dengan sukarelawan yang ditangkap. Dia berujar, Greenpeace juga telah meminta kapten kapal untuk membebaskan relawan.

Greenpeace menyatakan, Wilmar adalah pemasok utama minyak sawit untuk perusahaan makanan ringan Mondelez. Perusahaan itu merupakan salah satu pembeli minyak sawit terbesar di dunia untuk digunakan pada banyak produknya terkenal seperti biskuit Oreo, cokelat Cadbury, dan biskuit Ritz.

Investigasi Greenpeace International menemukan, pemasok minyak sawit Mondelez telah menghancurkan 70.000 hektare hutan di seluruh Asia Tenggara dalam dua tahun. Greenpeace menemukan bukti ihwal persoalan kebakaran hutan, mempekerjakan anak-anak, eksploitasi pekerja, penebangan ilegal hingga perampasan tanah.

Master juga telah menyampaikan bahwa kapal tersebut dimiliki oleh pihak ketiga, dan bukan bagian dari Wilmar Group. Sehingga, Wilmar Nabati Indonesia tidak ingin memberikan komentar apapun soal itu. Hanya saja, Master menyebut aksi yang dilakukan keenam aktivis di atas perairan internasional ini, tidak hanya membahayakan nyawa kru kapal, tapi juga membahayakan nyawa mereka sendiri.

Saat dihubungi pada hari kejadian, Master menyebut kapal masih tertahan di laut. Pada Senin sore, Master mengatakan bahwa kapal telah melanjutkan perjalanannya kembali untuk mengantar minyak sawit ke konsumen mereka di Eropa.

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

21 jam lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

2 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

2 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

7 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

22 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

27 hari lalu

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

35 hari lalu

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.

Baca Selengkapnya

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

37 hari lalu

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.

Baca Selengkapnya

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

37 hari lalu

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.

Baca Selengkapnya