Relaksasi DNI, Ekonom Pesimistis Investasi Asing Naik Cepat

Selasa, 20 November 2018 17:03 WIB

Daftar Negatif Investasi Start-Up Bakal Direvisi

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics Piter Abdullah pesimistis kebijakan relaksasi daftar negatif investasi (DNI) 2018 akan dengan cepat menaikkan investasi asing. Piter merespons paket kebijakan ke-16 yang didalamnya ada perluasan fasilitas perpajakan dan pelonggaran DNI dengan membebaskan kepemilikan asing hingga 100 persen.

Simak:
Investasi Teknologi, Bank Mandiri Siapkan Dana USD 150 Juta

Piter mengatakan pemerintah membuat kebijakan itu dengan tujuan meningkatkan aliran modal asing yang nantinya bisa menutup lebarnya CAD. Namun Piter memandang kebijakan itu masih kurang maksimal. "Saya pesimis kebijakan ini akan dengan cepat menaikkan investasi asing," kata Piter saat dihubungi, Selasa, 20 November 2018.

Piter menilai pemerintah sebelum ini sudah begitu banyak mengeluarkan paket-paket kebijakan yang bertujuan memperbaiki kemudahan berusaha sekaligus meningkatkan investasi. Selama 4 tahun terakhir minat investasi memang meningkat sebagaimana ditunjukkan banyaknya izin prinsip penanaman modal asing (PMA) dan (PMDN) yang dikeluarkan BKPM.

Tapi, kata dia, dari sedemikian banyak izin prinsip yang diterbitkan, tidak sampai separuhnya yang kemudian benar-benar bisa direalisasikan menjadi investasi PMA dan PMDN. "Sebagian besar tertunda atau bahkan batal," kata Piter.

Menurut Piter, permasalahan utama investasi ada di lapangan. Piter melihat ada kesamaan pandangan antar lembaga terkait proses investasi yang bermuara kepada sulitnya koordinasi. "Permasalahan perlambatan pertumbuhan investasi kita bukan dikarenakan kurangnya minat asing untuk berinvestasi, tapi lebih ke persoalan bagaimana birokrasi kita membantu proses merealisasikan investasi," ujar Piter.

Advertising
Advertising

Hambatan-hambatan itu, kata Piter, seperti permasalahan pembebasan lahan, kesiapan tenaga kerja dan isu perburuhan, bahkan kesiapan bahan baku seperti ketersediaan air bersih seringkali menjadi persoalan menghambat investasi. "Permasalahan ini tidak bisa diselesaikan dengan sekedar mengeluarkan paket kebijakan 16," ujar Piter.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan Daftar Negatif Investasi (DNI) tetap berpihak pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi. Hai itu berkaitan dengan pemerintah yang baru saja mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) 16.

Darmin mengatakan salah satu kebijakan dalam PKE 16 tersebut adalah merelaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI) sebagai upaya untuk mendorong sektor-sektor unggulan. "Kebijakan ini membuka kesempatan bagi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) – dan tentu saja termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKM-K) – untuk masuk ke seluruh bidang usaha," kata Darmin dalam keterangan tertulis Selasa, 20 November 2018.



Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

9 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

9 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

12 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

15 jam lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

20 jam lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

1 hari lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

2 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

2 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya