Kementan: Harga Beras Sering Naik Karena Ibu-ibu Nyetok

Jumat, 16 November 2018 16:00 WIB

Harga Beras Turun, Serap Gabah Pemerintah Berjalan Optimal

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, menyebut perayaan hari besar keagamaan di Indonesia menjadi salah satu pemicu kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, termasuk beras, akibat konsumsi yang ikut beranjak naik. Namun, kenaikan ini tidak berlangsung lama, kurang dari seminggu.

BACA: Harga Beras Medium Naik di Pasar Cipinang, Mentan: Ada Anomali

Agung mencontohkan konsumsi beras yang langsung naik 3 persen menjelang bulan puasa Ramadhan dan 20 persen saat hari raya Idul Fitri. "Penyebabnya, ibu-ibu ketakutan gak kebagian bahan makanan, gak cuma beras yang lain juga, dibeli lebih terus dicemplungin (dimasukkan) ke kulkasnya," kata dia dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Jumat, 16 November 2018.

Kenaikan konsumsi beras menjelang puasa dan Idul Fitri ini lebih tinggi dari perayaan idul adha, natal dan tahun baru. Masing-masing hanya naik 2,5 persen, 1 persen dan 1 persen. Tapi walau demikian, kenaikan tidak pernah berlangsung lama, minimal satu hari dan maksimal delapan hari saja.

Untuk beras, kenaikan harga akibat lonjakan konsumsi hanya terjadi dua hari menjelang puasa. "Jadi ternyata puasa tidak menurunkan konsumsi beras," kata Agung sembari tertawa.

Advertising
Advertising

Memasuki bulan Ramadhan, harga dan konsumsi beras kembali normal. Sedangkan saat idul fitri, kenaikan harga hanya terjadi satu minggu sebelumnya sampai hari raya itu sendiri. Lalu Idul Adha yaitu satu hari sebelum, Natal dua hari sebelum, dan tahun baru satu hari sebelumnya.

Data ini merupakan hasil pantauan lapangan yang dilakukan BKP selama satu tahun, dari pertengahan 2017 hingga 2018. Survei dilakukan dengan mewawancarai para pedagang pasar tradisional dan ritel modern di 18 kota besar di 12 provinsi di seluruh Indonesia. Survei dilakukan sebagai ancang-ancang menghadapi potensi kenaikan harga bahan kebutuhan pokok jelang perayaan Natal dan akhir tahun.

Ada 11 item komoditas yang disurvei yaitu beras, kacang tanah, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng. Dari 11 komoditas dan beberapa hari besar di Indonesia, tampaklah komoditas yang mengalami kenaikan terbesar.

Kenaikan pada beras belum sebanding dengan kenaikan konsumsi daging sapi yang mencapai 140 persen dari hari normal, pada tiga hari menjelang Idul Fitri. Sedangkan pada dua hari menjelang bulan Ramadhan, konsumsi daging sapi naik 79,5 persen. Setelah itu, menyusul konsumsi daging ayam yang naik 111,5 persen pada dua hari menjelang Idul Fitri.

Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga paling lama yaitu telur ayam, enam hari menjelang puasa dan delapan hari menjelang Idul Fitri. Kenaikan konsumsi telur ayam menjelang puasa dan Idul Fitri, masing-masing 35 dan 52 persen. Sedangkan pada Natal dan tahun baru, komoditas yang mengalami kenaikan konsumsi paling tinggi juga telur ayam sebesar 13,5 persen dan daging ayam 21,5 persen.

Berita terkait

Nurul Ghufron Seret Alexander Marwata, Yudi Purnomo: Harus Didalami

20 jam lalu

Nurul Ghufron Seret Alexander Marwata, Yudi Purnomo: Harus Didalami

Yudi Purnomo menilai sidang etik terhadap Nurul Ghufron bisa membuka fakta baru soal apakah Alexander Marwata terlibat atau tidak.

Baca Selengkapnya

Sidang Etik Nurul Ghufron 14 Mei, Dewas KPK Pastikan Tak Akan Ditunda Lagi

22 jam lalu

Sidang Etik Nurul Ghufron 14 Mei, Dewas KPK Pastikan Tak Akan Ditunda Lagi

Dewas KPK memastikan tak akan menunda lagi sidang etik terhadap Nurul Ghufron.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

1 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

2 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

2 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

2 hari lalu

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Revisi Permentan untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi secara akurat dan tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

2 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

2 hari lalu

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

Saat ini yang perlu dilakukan adalah menjaga keseimbangan harga di tingkat petani maupun di tingkat peternak.

Baca Selengkapnya