BPS Sebut Defisit Perdagangan Melonjak, Kemenkeu: Masih Sehat

Jumat, 16 November 2018 09:10 WIB

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 20 Oktober 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada September 2017 turun dibanding bulan sebelumnya. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kendati neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit hingga US$ 1,82 miliar pada Oktober 2018, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara menyatakan pertumbuhan impor yang terjadi masih sehat. Pasalnya, apabila ditelaah pertumbuhan impor paling besar berada di barang modal.

Baca: Defisit Migas Melonjak, Jonan: Impor Minyak Nggak untuk Diminum

"Kita tahu ini adalah untuk produksi, jadi impor ini masih sehat," ujar Suahasil di Kantor Kementerian Keuangan, Kamis, 15 November 2018.

Dalam catatannya, ia mengatakan pertumbuhan impor bahan baku pada Oktober 2018 adalah sebesar 23 persen sementara impor barang konsumsi tumbuh lebih rendah sekitar 20 persen. Ia menduga lebih rendahnya impor barang konsumsi bisa dihubungkan dengan kebijakan kenaikan tarif Pajak Penghasilan impor. "Dia bisa kecil, tapi kita akan lihat ke depannya."

Salah satu produk yang masuk ke kategori bahan baku dan penolong di antaranya, kata Suahasil, adalah minyak dan gas alias migas. Dia berharap dengan diterapkanya kebijakan perluasan mandatori B20 nantinya bisa dipatuhi pelaku pasar sehingga dapat menurunkan angka impor solar.

Advertising
Advertising

"Kalau dengan impor yang masih lumayan tinggi pertumbuhannya, di satu sisi itu ke neraca perdagangan defisit, tapi di APBN penerimaan bea keluar cukup tinggi ketimbang tahun lalu," ujar Suahasil. "Kami berharap sepanjang tahun ada moderasi dari impor dengan berbagai macam policy yang dikeluarkan."

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia defisit US$ 1,82 miliar pada Oktober 2018 seiring dengan arus impor yang kembali meningkat. Nilai defisit ini disebabkan posisi neraca ekspor yang tercatat sebesar US$ 15,80 miliar atau lebih rendah dibandingkan nilai neraca impor sebesar sebesar US$17,63 miliar.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengungkapkan defisit ini berasal dari sektor migas dengan defisit US$ 10,7 miliar dari Januari-Oktober. "Jadi PR besar kita adalah bagaimana menurunkan defisit ini," kata Kecuk.

Baca: BI: Upaya Tekan Defisit Transaksi Berjalan Butuh Waktu

Ke depannya, dia berharap ada kebijakan baru yang menyentuh pada neraca jasa. Berdasarkan tahun kalender, sepanjang Januari hingga Oktober 2018, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar US$ 5,5 miliar. Posisi defisit ini disebabkan defisit di neraca migas sebesar US$ 10,7 miliar, di mana defisit hasil minyak mencapai US$ 13,21 miliar.

BISNIS

Berita terkait

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

2 jam lalu

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Kementerian ESDM terus berkomunikasi dengan kementerian Keuangan untuk mengkaji arif bea keluar untuk ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

13 jam lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK oleh pengacara bernama Andreas atas tuduhan tak lapor LHKPN secara benar.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

1 hari lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

1 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

1 hari lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

1 hari lalu

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

Presiden Jokowi juga menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang Indonesia pakai masih didominasi barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

1 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

1 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Rp 1.318.000 per Gram

1 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Rp 1.318.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik sebesar Rp 8 ribu ke level Rp 1.318.000 per gram.

Baca Selengkapnya

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

1 hari lalu

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

Pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat membahas kelanjutan rencana perjanjian bilateral dagang RI-Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya