BI Diprediksi Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen Bulan Ini

Kamis, 15 November 2018 06:45 WIB

Gubernur BI Perry Warjiyo (dua dari kiri) bersama jajarannya memberikan keterangan kepada wartawan saat Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018. BI juga menaikkan suku bunga deposit facility 25 bps menjadi 4,75 persen dan suku bunga lending facility 25 bps menjadi 6,25 persen. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate. Menurut Bhima hasil Rapat Dewan Gubernur BI akan memutuskan tetap mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75 persen.
"Faktornya melihat cadangan devisa yang naik ke US$ 115 miliar," kata Bhima saat dihubungi, Rabu, 14 November 2018.
Menurut Bhima BI akan menggunakan cadangan devisa sebagai instrumen stabilisasi rupiah dibanding mennaikan lagi suku bunga acuan. Bhima menilai kurs rupiah saat ini relatif bisa terjaga di bawah 15 ribu.
"Kepercayaan diri pelaku pasar khususnya asing naik dan mulai masuk lagi ke pasar domestik, Satu bulan terakhir net buy asing di pasar modal mencapai Rp 8,14 triliun. Ini sinyal positif," kata Bhima.
Bhima mengatakan BI seharusnya lebih berani untuk ahead the curves, di mana sebelum bank sentral AS The Fed menaikkan suku bunga acuan pada Desember setidaknya ada penyesuaian 25 bps. Hal itu, kata Bhima, diperlukan untuk mencegah capital reversal Desember mendatang.
"Antisipasi juga penting di tengah tren normalisasi moneter yang diperkirakan akan berlanjut hingga 2019. Bank Sentral G4 yakni ECB, BoJ, dan Bank of Canada kemungkinan mengikuti langkah Fed untuk naikan bunga acuan tahun depan," ujar Bhima.
Di kesempatan yang berbeda, head of macro study LPEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Febrio Kacaribu juga memperkirakan BI baru akan menaikkan suku bunga acuan pada Desember 2018.
"Desember pasti naik. Kalau FOMC menaikkan 25 basis poin, BI harus naikkan 25 basis poin. Itu seakan-akan menjadi 0 bagi BI untuk ahead of the curve, tidak mau didikte oleh pasar global," kata Febrio saat ditemui usai menjadi pembicara di kampus FEB UI, Depok, Senin, 12 November 2018.
Menurut Febrio saat ini BI belum perlu menaikkan suku bunga acuan, karena sudah mulai stabil kondisi tekanan eksternal. Febrio menilai yang dibutuhkan BI sekarang adalah dengan capital reversal, untuk memulai beli dolar lagi untuk menambah cadangan devisa.
"Kemarin sudah naik sekitar US$ 200an juta, kalau pun memang ada capital inflow, jangan melihat rupiah akan menguat di Rp 13 ribu, karena bank Indonesia masih perlu memperkuat cadangan devisanya dengan membeli dolar yang masuk," kata Febrio.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya