Kemdikbud dan Kadin Sebut Salah Satu Sebab Besarnya Angka Pengangguran
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Martha Warta Silaban
Sabtu, 10 November 2018 20:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kasubdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerja Sama Industri Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud Saryadi mengatakan sebab besarnya angka pengangguran, yaitu perubahan dunia kerja dan kesempatan bekerja.
BACA: Pengangguran Turun Sejak 2015, Bappenas: Nawacita Akan Tercapai
“Nah pengangguran terbuka ini banyak faktor yang mempengaruhi. Kita bicara perubahan di dunia kerja, seperti perkembangan teknologi dan kesempatan bekerja,” kata Saryadi dalam Polemik MNC Trijaya di Warung Daun, Jakarta, Sabtu, 10 November 2018.
Di lokasi yang sama Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Anton J Supit mengatakan salah satu tantangan lulusan SMK saat ini adalah digitalisasi. Menurut Anton kesempatan pekerjaan bisa digantikan oleh robot. “Jadi tantangan saat ini adalah digitalisasi. Di Hongkong nanti 2025, 45 persen pekerjaan itu akan diambil oleh robot," kata Anton.
Anton menilai perlu mendukung program vokasi yang dilakukan pemerintah. Hal itu bertujuan untuk membuat meningkatkan keterampilan sumber daya manusia atau SDM dan daya saing di dunia usaha.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik atau BPS menyebut ada 7 juta orang menganggur pada Agustus 2018."Dibanding setahun yang lalu, jumlah pengangguran berkurang 40 ribu orang," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin, 5 November 2018.
Berdasarkan data BPS, jumlah angkatan kerja pada periode tersebut adalah sebanyak 131,01 juta orang alias naik 2,95 juta orang dibanding Agustus 2017. Artinya, dengan jumlah pengangguran tersebut, 124,01 juta orang adalah penduduk bekerja. Jumlah itu naik 2,99 juta ketimbang tahun sebelumnya.
Dengan adanya kenaikan angkatan kerja itu, kata Suhariyanto, tingkat partisipasi angkatan kerja juga mengalami kenaikan. Pada Agustus 2018, tingkat partisipasi angkatan kerja naik 0,59 persen menjadi 67,26 persen.
Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka pada periode tersebut turun ketimbang setahun lalu, menjadi 5,34 persen dari sebelumnya 5,5 persen. TPT adalah indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap pasar.
Sementara, bila berdasarkan tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan tercatat paling tinggi dengan kontribusi 11,24 persen. Adapun TPT Sekolah Dasar ke bawah tercatat paling kecil di antara semua tingkat pendidikan dengan persentase, 2,43 persen.
CAESAR AKBAR