BI: Defisit Transaksi Berjalan Melebar Jadi 3,37 Persen dari PDB

Jumat, 9 November 2018 18:21 WIB

Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 17 September 2018. Rapat kerja tersebut membahas defisit anggaran BPJS Kesehatan. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mengumumkan kenaikan angka defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2018 menjadi US$ 8,8 miliar atau 3,37 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut lebih tinggi ketimbang triwulan sebelumnya yang sebesar US$ 8 miliar atau 3,02 persen PDB.

Simak: Alasan Darmin Nasution Tak Khawatir CAD Melebar Triwulan III

"Defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan III 2018 meningkat sejalan dengan menguatnya permintaan domestik," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 9 November 2018.

Dengan kenaikan angka tersebut, secara kumulatif hingga triwulan III CAD tercatat 2,86 persen PDB alias masih berada dalam batas aman.

Melebarnya defisit transaksi berjalan pada kuartal III 2018, ujar Agusman, dipengaruhi oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang dan meningkatnya defisit neraca jasa. Kata dia, turunnya kinerja neraca perdagangan terutama dipengaruhi oleh meningkatnya defisit neraca perdagangan migas.

Advertising
Advertising

"Defisit neraca perdagangan migas meningkat seiring naiknya impor minyak di tengah lonjakan harga minyak dunia," ujar Agusman. Sementara peningkatan surplus neraca perdagangan barang nonmigas relatif terbatas akibat tingginya impor lantaran kuatnya permintaan domestik.

Di samping itu, melebarnya defisit neraca transaksi berjalan juga bersumber dari naiknya defisit neraca jasa, khususnya jasa transportasi. Hal tersebut sejalan dengan peningkatan impor barang dan pelaksanaan kegiatan ibadah haji.

Kendati demikian, Agusman mengatakan pelebaran defisit neraca transaksi berjalan yang lebih besar masih bisa tertahan oleh meningkatnya pertumbuhan ekspor produk manufaktur.

Itu juga didukung oleh kenaikan surplus jasa perjalanan seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, antara lain terkait penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang beberapa waktu lalu.

Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, nilai tukar rupiah kian perkasa dengan menginjak Rp 14.632 per dolar AS pada hari ini. Angka itu lebih kuat 19 poin ketimbang Kamis, 8 November 2018. Kala itu, kurs berada di level Rp 14.651 per dolar AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berujar melebarnya defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2018 tidak perlu dikhawatirkan. "Kemungkinan akan melebar di atas 3 persen, tapi ya itu bukan sesuatu yang mengkhawatirkan," ujar Darmin.

Alasannya, bekas Gubernur Bank Indonesia itu melihat arus modal mulai kembali masuk ke dalam negeri setelah menguatnya rupiah dalam beberapa waktu terakhir ini.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

3 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya