Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan pidato pembuka saat menghadiri pembukaan Indonesia Investment Forum 2018 di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa 9 Oktober 2018. ICom/AM IMF-WBG/M Agung Rajasa
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan rekomendasi impor jagung untuk pakan ternak berasal dari Kementerian Pertanian dengan alasan pasokan yang mulai terbatas.
"Yang melakukan impor itu Mendag, tapi rekomendasinya itu Mentan," kata Darmin di Jakarta, Rabu malam, 7 November 2018.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan rencana impor jagung sebesar 50 ribu ton sampai maksimal 100 ribu ton dilakukan sebagai alat kontrol untuk menjaga stabilisasi harga pakan ternak. Jagung impor hanya akan didistribusikan jika harga pakan mengalami kenaikan tajam. Sebaliknya, jika harga turun, pemerintah tidak akan mengeluarkan jagung impor tersebut ke pasar.
Menurut Darmin, Kementerian Pertanian merekomendasikan adanya impor jagung karena adanya keluhan dari para peternak ayam yang sulit untuk mencari pakan.
Untuk itu, permintaan impor dilakukan karena pasokan jagung untuk pakan ternak tidak lagi mencukupi dan harganya naik tinggi. Padahal, kebutuhan ayam dan telur diprediksi makin meningkat jelang akhir tahun, karena tingginya permintaan dari masyarakat.
Melihat kondisi ini, Darmin meminta tidak ada lagi polemik terkait impor jagung. Apalagi hal ini sudah menjadi keputusan dalam rapat koordinasi pada Jumat lalu.
Meski demikian, ia sempat mempertanyakan permintaan untuk impor komoditas itu, karena Kementerian Pertanian mengklaim produksi jagung mengalami surplus. "Jangan menyalahkan yang lain, kalau harga naik itu ada yang kurang, sederhana saja," kata Darmin Nasution.