Sebutan Prabowo soal Tampang Boyolali untuk Gambarkan Ketimpangan

Rabu, 7 November 2018 07:27 WIB

Ketimpangan Pendapatan

TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan calon presiden Prabowo Subianto tentang 'tampang Boyolali' pada beberapa waktu lalu itu dinilai hanya sebagai ilustrasi yang menggambarkan ketimpangan sosial dan ekonomi yang terjadi di Boyolali. Pernyataan Prabowo itu belakangan kemudian berkembang viral dibahas di sejumlah media.

Baca: Ketimpangan Capai Level Terendah, PR Pemerintah Masih Banyak

"Apa yang disampaikan Prabowo adalah komunikasi interaktif dan menyampaikan ilustrasi tentang kesenjangan," kata Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono dalam konferensi pers di Media Center Prabowo-Sandi, di Jakarta, Selasa, 6 November 2018.

Pernyataan 'tampang Boyolali' itu dikeluarkan, menurut Ferry, karena pada umumnya masyarakat tidak bisa memasuki tempat-tempat mewah dan didapat diakses. Ferry mengaku kaget dan menyayangkan adanya video Prabowo yang diedit dan dipotong secara sepihak sehingga ada kesan sepihak.

"Ketika potongan video yang diedit secara sepihak dijadikan sumber informasi dan itu digunakan Bupati Boyolali pada hari Minggu mengadakan acara melakukan mobilisasi massa, dan saat itu terjadi pembiasan isu yang sengaja upaya menggiring isu primordial," ujar Ferry.

Advertising
Advertising

Lebih jauh Ferry mengatakan pihaknya mendapatkan bukti adanya mobilisasi massa yang terdapat unsur aparatur sipil negara dan bukti dokumentasi video pernyataan Bupati Boyolali yang mengeluarkan ujaran kebencian. Dia mengatakan ujaran Bupati Boyolali yang menyebut Prabowo dengan kata-kata tidak pantas, tidak layak dilontarkan oleh seorang kepala daerah.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat, selama tujuh tahun terakhir, rasio Gini atau tingkat kesnjangan penduduk mencapai level terendah pada 2018. Per Maret 2018, rasio Gini di Indonesia mencapai 0,389 atau turun dibanding pada 2015 di angka 0,408.

Rasio Gini adalah indikator untuk mengukur ketimpangan atau kesenjangan pengeluaran
penduduk. BPS dalam hal ini menggunakan indikator rasio Gini dan distribusi pengeluaran menurut Bank Dunia. Nilai rasio Gini berada di antara 0 dan 1. Artinya, semakin tinggi nilai rasio tersebut, semakin tinggi ketimpangan kesenjangan penduduk.

Berdasarkan data BPS, terdapat delapan provinsi dengan rasio Gini di atas rasio Gini Indonesia. “Gini ratio tertinggi tercatat di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 0,441,” seperti dikutip dalam presentasi BPS pada Senin, 16 Juli 2018.

Meski begitu, ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudistira, mengatakan hal yang lebih penting adalah efisiensi belanja sosial dan pembangunan infrastruktur melalui instrumen fiskal. Dengan begitu, secara berkelanjutan, program-program pemerintah mampu mengurangi penduduk miskin dan mempersempit jurang ketimpangan, yang menjadi kelemahan dari pencapaian pertumbuhan ekonomi.

Baca: Peneliti Megawati Institute Sebutkan 4 Penyebab Ketimpangan di RI

Terkait dengan upaya menekan tingkat ketimpangan itu pula, Bhima berpendapat, selama bantuan sosial (bansos) tepat sasaran dan tidak terlambat, sudah bagus. "Namun bansos itu kan bergantung dari APBN. Jika bansos dipangkas, jumlah orang miskin berpotensi naik," tuturnya, 19 Juli 2018 lalu.

ANTARA

Berita terkait

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

6 jam lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

7 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

10 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

12 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

13 jam lalu

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

Pesan Luhut ke Prabowo jangan bawa orang toxic ke pemerintahan

Baca Selengkapnya

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

13 jam lalu

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Ketua Umum Partai Demokrat AHY buka suara soal diskusi mengenai kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun ia tak merinci kapan diskusi itu dilakukan.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

14 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

15 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

16 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya