EMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro optimistis rasio gini atau tingkat ketimpangan pada tahun 2019 bisa mencapai 0,37. Angka ini turun bila dibandingkan dengan target yang dipatok pemerintah pada tahun depan sebesar 0,38.
"Pokoknya kami upayakan dulu tahun depan bisa 0,38 sesuai yang kami sampaikan di RKP,” ujar Bambang di sela-sela acara Indonesia Development Forum di Jakarta, Rabu, 9 Agustus 2019.
Terlebih jika program-program pemerintah bisa tepat sasaran, di antaranya Program Keluarga Harapan. “Kami harapkan pada 2019 bisa turun lagi, mungkin tidak ke 0,36 tapi 0,37," ucap Bambang.
Bambang menuturkan, pengurangan ketimpangan merupakan fokus pembangunan yang perlu ditangani komprehensif. Sesuai dengan arahan Presiden, pemerintah harus fokus untuk mengurangi ketimpangan, antar kelompok pendapatan dan antar wilayah. Hal ini telah tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Pada 2019, tingkat kemiskinan diharapkan dapat turun menjadi 7-8 persen dari angka baseline 11,22 persen di 2015. Demikian pula, angka ketimpangan diupayakan untuk menurun dari 0,408 di 2015 menjadi 0,36 pada akhir RPJMN.
"Menurunkan 0,1 itu bukan hal yang mudah, tapi kita akan berupaya,” kata Bambang. ”Jadi ada penurunan yang cukup signifikan dibandingkan ketika kita baru masuk di pemerintahan.”
Baca: Angka Kemiskinan Naik dalam Enam Bulan
Menurut Bambang, dalam mengurangi ketimpangan, tidak bisa hanya bergantung pada program pemerintah. Apalagi, intervensi dalam bentuk bantuan sosial sifatnya terbatas dan tidak berkelanjutan. "Kami ingin masalah ketimpangan ini selesainya berkesinambungan. Kalau sudah ada perbaikan, jangan sampai dia jatuh lagi," ujarnya.
Dari data Badan Pusat Statistik khususnya rasio gini dari 2016 ke 2017, terlihat porsi pengeluaran kelompok menengah (40 persen) naik sebesar 0,38 persen, sedangkan kelompok atas (20 persen) justru turun 0,48 persen. Sementara itu kelompok bawah (40 persen) naik, namun hanya 0,1 persen.
Pemerintah, kata Bambang, akan lebih agresif dalam mengurangi ketimpangan yakni dengan fokus menyasar 40 persen masyarakat kelompok berpendapatan terbawah. Masyarakat kelompok ini dinilai belum terlalu terdorong oleh berbagai program atau kegiatan yang sudah dibuat oleh pemerintah selama ini. "Kami fokus ke 40 persen terbawah tadi.”
Selain diintervensi dari pemerintah baik dengan bantuan langsung maupun infrastruktur dasar, menurut Bambang, kelompok masyarakat berpendapatan terbawah ini didorong agar bisa lebih maju naik tingkat. “Sebagian yang tidak bekerja kita dorong jadi wirausaha," katanya.
ANTARA