Jusuf Kalla: Dulu Saya Tersinggung Ada yang Bilang Dasar Pedagang

Minggu, 4 November 2018 20:51 WIB

Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) melantik 1.994 orang calon Muda Praja menjadi Muda Praja IPDN, di Lapangan Parade Abdi Praja, Jatinangor, Sumedang, Jumat, 2 Nopember 2018. (dok Pemprov Jabar)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK dulu kerap marah jika diolok soal profesinya sebagai pedagang atau pengusaha. Posisi pengusaha atau pedagang di masa lalu, ujar JK, seolah lebih rendah dibanding profesi lain.

Baca juga: Jusuf Kalla: Modal Bukan yang Utama untuk Mulai Usaha

"Saya dulu merasa tersinggung kalau ada yang bilang, 'Dasar pedagang'. Seolah profesi pedagang itu rendah," ujar JK saat memberi kuliah umum bertema Kewirausahaan dalam perayaan Dies Natalis ke 60 Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran di Yogyakarta Minggu 4 November 2018.

Padahal, kata JK, justru pedagang yang selama ini perannya besar dalam membayar pajak yang menjadi sumber utama pendapatan negara dan membiayai berbagai urusan pemerintahan.

JK pun mencontohkan, jika ada gerakan bela negara, maka yang menjadi garda terdepan tak lain militer dengan kekuatan tentaranya yang hebat serta armada tempur yang kuat. "Dari mana biayanya itu semua (militer yang kuat)? Dari pajak. Siapa yang banyak bayar pajak? pedagang, pengusaha," ujar JK.

Sayangnya, ujar JK, saat ini ia masih melihat cita-cita menjadi pengusaha belum terlalu mendominasi lulusan perguruan tinggi. Sebagian besar lulusan universitas masih membidik profesi pegawai termasuk pegawai negeri sipil yang peluangnya sangat kecil. JK menyebut pelamar seleksi PNS tahun ini ada 44,4 juta orang namun yang dibutuhkan hanya 120 ribu orang.

"Kalau dulu memang pengusaha lahir karena keluarganya pengusaha, tapi sekarang sudah lain, semua bisa jadi pengusaha, apalagi ada kemajuan teknologi," ujar JK.

JK menuturkan ketimpangan antara lulusan yang berminat menjadi pengusaha dan profesi lain ini seharusnya segera di atasi. Termasuk peran kampus dalam mendorong lulusannya mau berwirausaha.

JK mencontohkan di kalangan pengusaha keturunan Tionghoa misalnya, ada sebuah kultur yang cukup baik dalam memupuk jiwa wirausaha dalam keluarganya. Dalam catatan Jusuf Kalla, pengusaha Tionghoa memiliki kultur yang ia sebut deret ukur seperti ilmu dalam matematika. Yaitu ketika seorang pengusaha punya tiga anak, maka semuannya menjadi pengusaha. Saat ketiga anaknya itu memiliki masing-masing tiga anak, semua juga menjadi pengusaha lagi.

"Mendidik generasi selanjutnya menjadi lebih banyak pengusaha ini yang harus kita dorong, sehingga profesi wirausaha di negeri ini makin banyak," ujar Jusuf Kalla.

Berita terkait

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

2 hari lalu

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

Stok gula pasir berkurang di pasar dan supermarket.

Baca Selengkapnya

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

3 hari lalu

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

Tokopedia, Shopee dan Lazada menaikkan biaya layanan hingga 6.5 persen untuk mitra penjual, pelaku UMKM diminta tidak naikkan harga.

Baca Selengkapnya

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

3 hari lalu

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

Kementerian PUPR mulai merevitalisasi Pasar Banyuwangi yang menjadi pusat perbelanjaan dan kawasan heritage pada pertengahan tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

4 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

5 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

7 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

8 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Polisi Ringkus Pelaku Pembacokan Pedagang Nasi Goreng di Cilincing hingga Tewas ketika Sembunyi di Kepulauan Seribu

11 hari lalu

Polisi Ringkus Pelaku Pembacokan Pedagang Nasi Goreng di Cilincing hingga Tewas ketika Sembunyi di Kepulauan Seribu

Polsek Cilincing, Jakarta Utara, meringkus MM alias Buncing, pelaku pembacokan pedagang nasi goreng AF, 25 tahun, hingga tewas di Kepulauan Seribu.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

19 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

19 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya