Nilai Tukar Rupiah Akan Menguat Sepanjang November ?

Minggu, 4 November 2018 06:51 WIB

Direktur Eksekutif Departemen Internasional BI Doddy Zulverdi (kedua kanan), Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir (kiri), Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot (kedua kiri) dan Staf Ahli Bidang Kebijakan Penerimaan Negara Kemenkeu Robert Leonard Marbun (kanan) menjadi pembicara pada diskusi Forum Merdeka Barat 9 di gedung Kemkominfo, Jakarta, Senin, 10 September 2018. Diskusi tersebut membahas tema "Bersatu Untuk Rupiah". TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Penguatan rupiah diperkirakan terbatas hingga akhir November 2018. Penguatan diprediksi ditopang langkah prefunding pemerintah melalui penerbitan global bond atau surat utang global.

Baca: Tim Prabowo - Sandiaga: Kebijakan Jokowi Gagal Jaga Rupiah

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian mengatakan, penguatan rupiah kali ini dipengaruhi faktor eksternal dan internal.

"Saya melihatnya sentimen yang terjadi adalah Amerika tidak se-hawkish yang diekspektasikan, sementara Indonesia mungkin tidak seburuk yang diekspektasikan sebelumnya," papar Fakhrul, Jumat 2 November 2018.

Dari analisisnya, dia melihat rupiah akan menguat sepanjang November. Ini juga ditopang oleh penerbitan surat utang global pemerintah sebagai langkah prefunding.

Pasalnya, penerbitan surat utang global ini akan menambah likuditas dan menopang nilai aset. "Sampai prefunding selesai kita bullish, kemudian cautiousness balik lagi setelah tahun baru," ujarnya.

Advertising
Advertising

Fakhrul menegaskan hal yang menjadi penentu ke depannya adalah perbaikan defisit transaksi berjalan. Jika ada perbaikan, dia yakin pasar keuangan dalam negeri akan kembali menguat dan stabilitas nilai tukar dapat terjaga.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengungkapkan, bank sentral ptimistis pasar DNDF ini akan terus berkembang karena akan menambah instrumen lindung nilai terhadap risiko fluktuasi kurs dengan biaya yang efisien tanpa penyerahan dalam mata uang dolar, tapi berupa selisih antara kurs DNDF dengan JISDOR, yang dibayarkan dalam rupiah.

Nanang memaparkan transaksi DNDF kian aktif. Dari data BI, pada hari perdana volume transaksi DNDF mencapai US$ 60 juta, dan pada hari kedua mencapai US$ 90 juta.

Selain pasar valas antar bank yang cukup aktif, dia mengakui penguatan rupiah juga dipicu oleh berlanjutnya arus modal asing yang masuk ke pasar sekunder obligasi negara yang pada Jumat (2/11) mencapai Rp 3,1 triliun.

Arus modal portofolio asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia sejak awal September 2018 sampai akhir Oktober 2018 mencapai Rp 21,1 triliun.

"Ini terutama ditopang oleh sudah tingginya imbal hasil [yield] obligasi negara tenor 10 tahun yang sempat menyentuh 8,7%. Bila dikurangi tingkat inflasi yang mencapai 3,1% maka secara real, imbal hasil obligasi negara mencapai 5,6%, merupakan level tertinggi dalam skala negara emerging market setelah Brazil," papar Nanang.

Selain tingkat inflasi domestik yang rendah, dia melihat optimisme pelaku pasar terhadap rencana negosiasi antara President Trump dengan President Xi Jinping untuk menyelesaikan sengketa dagang pada pertemuan G20 di Argentina bulan ini, turut menjadi katalis yang mendorong kembalinya arus modal portfolio ke Indonesia.

Simak berita tentang rupiah hanya di Tempo.co

Berita terkait

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

1 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

2 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

3 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

5 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

6 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

6 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya