Target EoDB 40 Besar, Darmin Nasution: Tahun Depan Harus Radikal

Jumat, 2 November 2018 06:08 WIB

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan pidato pembuka saat menghadiri pembukaan Indonesia Investment Forum 2018 di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa 9 Oktober 2018. ICom/AM IMF-WBG/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan tahun depan pemerintah perlu melakukan mereformasi secara radikal untuk meningkatkan skor penilaian Ease of Doing Business atau Kemudahan Berusaha. Berdasarkan laporan Bank Dunia, peringkat Indonesia pada turun satu peringkat menjadi 73.

Baca juga: 4 Tahun Jokowi, Darmin: Pertumbuhan Ekonomi Naik Meski Pelan

"Pengalaman ini menunjukkan bahwa metode reformasinya tidak bisa hanya mengutak atik prosedur. Sebab, ternyata negara lain melakukan perubahan atau mereformasi secara lebih mendasar atau radikal," kata Darmin saat mengelar konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 1 November 2018.

Peringkat Indonesia dalam EoDB ini menurun satu tingkat dari 72 menjadi 73. Padahal secara tren sejak 2015 peringkat EoDB terus meningkat. Misalnya, pada 2015 Indonesia berada pada peringkat 114, lalu naik menjadi peringkat 109 pada 2016. Lalu menjadi peringkat 91 pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 berhasil berada di peringkat 72.

Meski peringkat menurun, secara skor Indonesia berhasil mencatatkan kenaikan. Tercatat skor atau Distance to Frontier (DTF) naik sebesar 1,42 menjadi 67.96 dari 66.54 pada 2018. Angka tersebut merupakan EoDB tersebut tercatat melebihi rata-rata global sebesar 63,88 dari 190 negara yang disurvei.

Darmin melanjutkan, karena itu ke depan, pemerintah akan mencoba merombak bisnis proses secara mendasar. Baru kemudian dituangkan ke dalam peraturan, bukan sebatas mengubah peraturan secara terbatas seperti mengubah prosedur dari 1 minggu menjadi 3 hari.

Selain itu, kata Darmin, tahun 2020 pemerintah menargetkan Indonesia bisa masuk 40 besar dalam rangking EoDB. Karena itu, pemerintah ingin lebih dulu melihat siapa saja para pesaingnya dalam rangking tersebut.

"Tentu ini pekerjaan sangat besar, kalau kita ingin masuk 40 harus tahu itu juaranya di masing-masing indikator, jadi harus tahu bersaing dengan siapa dan skornya berapa," kata Darmin.

Merujuk pada laporan, dalam menilai kemudahan berbisnis ini ada 10 indikator skor yang dinilai. Kesepuluhnya adalah, starting a business, dealing with constructin permits, registering property, getting electricity dan paying taxes. Kemudian ada getting credit, protecting minority investors, trading across boarder, enforcing contract dan resolving insolvency. Nantinya, dari masing-masing skor akan dijumlahkan dan kemudian diberikan peringkat.

Senada dengan Darmin Nasution, Kepala Badan Koordinasi Penaman Modal atau BKPM, Thomas Lembong mengatakan selama ini strategi pemerintah untuk meningkatkan peringkat atau melakukan reformasi ialah dengan cara mengkutak kutik prosedur, layaknya hacker. Misalnya mengubah prosedur dari 3 minggu jadi 3 hari atau mengurangi biaya administrasi dari 3 juta menjadi 300 ribu.

Berita terkait

Masa Jabatan Perry Warjiyo Berakhir Mei, Simak Deretan Nama Gubernur BI dari Pertama hingga Kini

7 Februari 2023

Masa Jabatan Perry Warjiyo Berakhir Mei, Simak Deretan Nama Gubernur BI dari Pertama hingga Kini

Masa jabatan Gubernur BI Perry Warjiyo akan berakhir pada Mei 2023 ini. Perry menjabat sejak 23 Mei 2018. Siapa saja yang pernah menjadi Gubernur BI?

Baca Selengkapnya

Percepat Pembangunan IKN, Pemerintah Siapkan Aturan Kemudahan Berusaha dan Izin Investasi

22 November 2022

Percepat Pembangunan IKN, Pemerintah Siapkan Aturan Kemudahan Berusaha dan Izin Investasi

Karena di dalam pelaksanaannya otorita IKN ini unik dan perlu diberikan kewenangan khusus.

Baca Selengkapnya

Skandal Bank Dunia, Jubir Luhut Bantah EODB jadi Alasan Penyusunan Omnibus Law

18 September 2021

Skandal Bank Dunia, Jubir Luhut Bantah EODB jadi Alasan Penyusunan Omnibus Law

Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, merespons ditemukannya skandal Ease of Doing Business (EODB) Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Ada Skandal EODB, Pemerintah Diminta Ubah Acuan Keberhasilan Iklim Investasi

18 September 2021

Ada Skandal EODB, Pemerintah Diminta Ubah Acuan Keberhasilan Iklim Investasi

Bhima Yudhistira meminta pemerintah mengubah indikator target keberhasilan investasi pasca-terkuaknya skandal EODB.

Baca Selengkapnya

Bahlil Yakin Kemudahan Berusaha di RI Naik ke Peringkat 60: Tergantung Lobi-lobi

30 Agustus 2021

Bahlil Yakin Kemudahan Berusaha di RI Naik ke Peringkat 60: Tergantung Lobi-lobi

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yakin target kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business bisa naik ke peringkat 60 pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Pandemi Tak Boleh Hentikan Upaya Reformasi Struktural

9 Agustus 2021

Jokowi: Pandemi Tak Boleh Hentikan Upaya Reformasi Struktural

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pandemi Covid-19 tidak boleh menghentikan upaya untuk melakukan reformasi struktural.

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan OSS Berbasis Risiko: Saya Tidak Mau Lagi Dengar Ada Suap

9 Agustus 2021

Jokowi Luncurkan OSS Berbasis Risiko: Saya Tidak Mau Lagi Dengar Ada Suap

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan tidak ingin mendengar lagi ada suap di kalangan birokrasi.

Baca Selengkapnya

Vaksin Covid-19 Tiba, Sri Mulyani: Ini Jadi Game Changer Kita

8 Desember 2020

Vaksin Covid-19 Tiba, Sri Mulyani: Ini Jadi Game Changer Kita

"Munculnya vaksin menjadi penting, ini menjadi game changer buat kita," kata Sri Mulyani.

Baca Selengkapnya

Peringkat Kemudahan Berusaha RI Turun, BKPM: Negara Lain Cepat Lakukan Perbaikan

4 November 2020

Peringkat Kemudahan Berusaha RI Turun, BKPM: Negara Lain Cepat Lakukan Perbaikan

Meski peringkat kemudahan berusaha di Indonesia turun pada tahun 2020, BKPM klaim ada perkembangan pesat dalam meningkatkan daya saing investasi.

Baca Selengkapnya

Peringkat Kemudahan Berusaha Stagnan 3 Tahun, Kemenkeu: Perlu Terobosan

20 Oktober 2020

Peringkat Kemudahan Berusaha Stagnan 3 Tahun, Kemenkeu: Perlu Terobosan

Peringkat kemudahan berusaha atau ease of doing business (EoDB) dalam tiga tahun terakhir posisi OEDB stagnan, di kisaran posisi 73.

Baca Selengkapnya