Alasan Ekonom Perkirakan Inflasi Oktober Capai 0,2 Persen

Kamis, 1 November 2018 09:38 WIB

Aktivitas perdagangan kebutuhan bahan pokok di kawasan Pasar Senen, Jakarta, 28 Maret 2018. Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita memastikan stok pangan aman dan harga terkendali menjelang bulan Ramadhan yang jatuh pada Mei dan Lebaran pada Juni 2018. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Pieter Abdullah Redjadalam memperkirakan inflasi bulan Oktober akan mencapai 0,15 persen hingga 0,2 persen. Angka ini, kata Pieter, meningkat sedikit dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca: Setelah 2 Bulan Deflasi, BI Prediksi Inflasi Oktober 3,05 Persen

"Faktor pendorongnya terutama volatile foods yg saya kira akan mulai meningkat setelah mengalami deflasi pada dua bulan sebelumnya," kata Pieter ketika dihubungi Tempo, Kamis, 1 November 2018.

Menurut data Badan Pusat Statistik, pada September 2018 mengalami deflasi sebesar 0,18 persen. Dengan terjadinya deflasi ini tercatat Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 134,07 pada Agustus 2018 menjadi 133,83 persen pada September 2018.

Dengan kondisi deflasi, menyebabkan inflasi tahun kalender atau year to date tercatat 1,94 persen, sementara inflasi dari tahun ke tahun atau year on year 2,88 persen. Adapun pada Agustus 2018 kemarin, BPS juga mencatat terjadi deflasi sebesar 0,05 persen.

Advertising
Advertising

Pieter melanjutkan, faktor administered priced bagi inflasi tidak banyak berubah. Sebab, pemerintah telah membatalkan kenaikan harga bahan bakar minyak, premium dan pertalite.

Selain itu, menurut Pieter, kenaikan harga bahan bakar minyak jenis pertamax juga tidak cukup berdampak pada inflasi. "Faktor lain yg juga berpotensi sedikit meningkat adalah inflasi inti yang dipicu oleh depresiasi rupiah," kata Pieter.

Baca: BI: Pertamax Naik, Inflasi Pekan Ketiga Oktober 0,12 Persen

Dengan kondisi tersebut, Pieter menuturkan, sampai dengan Oktober 2018 inflasi masih di bawah 3 persen. Sehingga secara keseluruhan tahun 2018 ia memperkirakan inflasi akan berada di kisaran 3,1 persen sampai 3,2 persen.

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

6 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

7 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

12 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

2 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

4 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya