PT INKA Sebut Produsen Kereta asal Cina Sebagai Pesaing Utama

Rabu, 31 Oktober 2018 11:47 WIB

Kereta LRT Palembang yang diproduksi oleh PT INKA (Persero) - Istimewa

TEMPO.CO, Palembang - Produsen kereta api dari Cina masih menjadi pesaing utama bagi PT INKA (Persero) dalam memenangkan pasar Asia, Afrika hingga Eropa. Sementara itu Jepang, Korea sudah mengakui keunggulan produk dari pabrikan di Madiun, Jawa Timur itu sehingga bukan menjadi ancaman lagi.

Baca: Dalam Negeri Mulai Jenuh, PT INKA Garap Pasar Asia dan Afrika

Demikian disampaikan oleh Direktur Utama PT INKA (Persero), Budi Noviantoro di hadapan wartawan. "Berbagai kesempatan (tender) misalnya kami selalu bertemu Cina," katanya, Selasa, 30 Oktober 2018.

PT INKA merupakan produsen kereta api milik kementerian BUMN. Saat ini peluang pasar ekspor mengalahkan pasar dalam negeri. Menyikapi hal itu, Budi mengatakan pihaknya menggandeng Caterpilar Grup dalam hal mempercepat ekspansi pabrik yang berlokasi di Banyuwangi.

Tidak tanggung-tanggung, perusahaan dari Amerika itu membawa modal hingga puluhan juta dolar AS. Bila pabrik Banyuwangi selesai, dia semakin optimis mengalahkan kompetitor seperti Cina. Awal tahun depan pabrik di Banyuwangi, Jawa Timur mulai dibangun oleh BUMN Karya.

Advertising
Advertising

Di acara Editor's Day Bersama INKA, Budi menambahkan Saat ini INKA tengah menyelesaikan proses tender dan penawaran harga dari kontraktor dalam pembangunan pabrik berkapasitas 4 kereta per hari itu. Dia menjelaskan, kebutuhan dana untuk workshop baru tersebut sekitar Rp 1,3 triliun, INKA sendiri memiliki dana sekitar Rp 600 miliar yang berasal dari sisa penyertaan modal negara (PMN) di tahun 2016 lalu.

Sementara kekurangannya akan dipenuhi oleh investor asal Amerika Serikat yakni Caterpillar Grup. "Caterpilar tertarik untuk berinvestasi untuk membangun pabrik khusus lokomotif termasuk peralatannya nilai investasinya sekitar US$ 30 juta," katanya.

Budi memastikan awal tahun 2019 pembangunan tahap satu pabrik baru tersebut sudah bisa dimulai dengan masa pembangunan selama satu tahun. Pabrik baru tersebut, kata Budi, direncanakan mempunyai kapasitas terpasang 4 kereta per hari.

Jumlah tersebut dua kali lipat dari rata-rata kapasitas pabrik lama di Madiun. Dengan peningkatan produksi ini ia memastikan akan mampu meng-cover pesanan ekspor yang terus meningkat seperti dari Sri Langka, Thailand, dan Filipina.

Sementara itu secara terpisah I Ketut Astika selaku General Manajer Sekretaris PT INKA menjelaskan pihaknya sedang menyelesaikan ratusan pesan kereta dari berbagai negara seperti Bangladesh dengan nilai kontrak Rp 1,3 triliun dan Rp 750 miliar nilai kontrak kerjasama dengan Filipina. Proyek tersebut mulai berjalan bahkan beberapa di antara keretanya siap dikirim.

Bangladesh memesan 350 unit kereta sedangkan Filipina memesan 3 lokomotif, 6 kereta berpenggerak, 15 kereta penumpang. Khusus pesanan Bangladesh berupa kereta penumpang ekonomi sebanyak 1 train set akan dikirim ke negara tersebut.

Baca: PT INKA Kebut Pengerjaan 50 Kereta Pesanan Bangladesh

Sementara pertengahan tahun depan, masyarakat Filipina ia pastikan sudah bisa merasakan karya dari PT INKA itu. "Selanjutnya menjajaki pasar Sri Lanka, Myanmar, Amerika Latin, dan negara di Afrika lainnya."

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

1 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

2 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

17 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

21 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

22 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

23 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya