TEMPO.CO, Madiun -Pasar pembuatan kereta api untuk kebutuhan dalam negeri mulai terlihat jenuh. Pesanan sebagian besar hanya datang dari PT. Kereta Api Indonesia dan Kementerian Perhubungan. Melihat persoalan itu, PT INKA sebagai satu-satunya produsen kereta api di kawasan Asia Tenggara ini, menyisir pasar luar negeri di kawasan Asia, Amerika dan juga Afrika.
BACA: PT INKA Bantah Pengoperasian LRT Palembang Terganggu
Demikian disampaikan oleh Budi Noviantoro, Direktur Utama PT INKA di hadapan media di kawasan pabriknya yang berlokasi di Madiun, Jawa Timur, Selasa, 2 Oktober 2018. "Untuk pasar dalam negeri sudah jenuh," kata Budi.
Tempo, hari ini berkesempatan melihat langsung perkembangan pembangunan 8 trainset Light Rail Transit atau LRT Sumatera Selatan di Jl. Yos Sudarso, Madiun. LRT Sumsel yang melintasi sebagian kecil wilayah di Banyuasin dan Palembang ini, kata Budi, hanya menyisakan 1 trainset lagi. Sedang 7 trainset lainnya sudah mulai beroperasi sejak beberapa waktu lalu. "Satu trainset ini akan kami kirim pada Desember nanti ke Palembang," ujarnya.
BACA: LRT Palembang Mogok Saat Diuji Coba, Ini Penjelasan PT INKA
Saat ini dipastikan PT INKA juga berhasil mendapat kontrak pembangunan LRT tanpa awak untuk Jabotabek sebanyak 81 trainset atau sebanyak 186 kereta. Proyek tersebut sudah mulai masuk pembuatan bogie, lalu bagian dalam, koneksi dan selanjutnya dilakukan ujicoba. "LRT Jabotabek akan dikirim Maret nanti," katanya.
Selain itu saat INKA juga menggarap pesanan PT. KAI sebanyak 8 trainset atau sebanyak 80 unit kereta. Saat ini proses pengerjaannya hampir selesai. Ditargetkan awal tahun depan seluruh rangkaian harus bisa dikirimkan.
Sementara itu General Manager Sekretaris Perusahaan, I Ketut Astika menambahkan sejauh ini sudah mendapatkan berapa pesanan dari banyak negara. Ia menjelaskan pesanan tersebut diantaranya 350 unit kereta dari Bangladesh. Bulan ini juga direncanakan 1 trainset akan dikirim ke negara tersebut.
Selain itu juga PT INKA sedang mengerjakan pesanan dari Filipina yang bakal dikirim Juni tahun depan berupa 3 lokomotif, 6 kereta berpenggerak, 15 kereta penumpang. Masih kata Ketut, pihaknya juga sedang menjajaki pasar Srilanka, Myanmar, Amerika Latin, dan negara di Afrika lainnya.