Produksi Beras 2018 Diprediksi 32,42 Juta Ton

Selasa, 23 Oktober 2018 08:28 WIB

ilustrasi beras

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengelar rapat mengenai progres penyempurnaan metode perhitungan produksi beras. Rapat yang dipimpin Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dan melibatkan berbagai atau lintas kementerian/lembaga itu digelar pada Senin, 22 Oktober 2018 di kantor Wakil Presiden.

Baca: Ancam Spekulan Beras, Budi Waseso: Saya Ini Mantan Kabareskrim

"Berdasarkan perhitungan potensi produksi sampai Desember 2018, maka diperkirakan total produksi GKG (gabah kering giling) tahun 2018 sebesar 56,54 juta ton atau setara dengan 32,42 juta ton beras," seperti dikutip dalam keterangan tertulis Sekretariat Wakil Presiden yang diperoleh Tempo, Jakarta, Senin, 22 Oktober 2018.

Dalam keterangan resminya, pemerintah menyatakan bahwa penyempurnaan metode perhitungan produksi beras ini dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai instansi pemerintah.

"Penyempurnaan metode perhitungan produksi beras ini dilakukan secara komprehensif yang meliputi berbagai tahapan yang dimulai perhitungan luas baku sawah hingga perbaikan perhitungan konversi gabah kering menjadi beras," demikian keterangan tersebut.

Dalam rapat itu, BPS menyampaikan bahwa melalui metode baru tersebut, ditemukan bahwa sampai dengan September 2018, data luas panen adalah sebesar 9,5 juta hektare. Sedangkan dengan memperhitungkan potensi sampai Desember 2018, maka luas panen tahun 2018 diperkirakan mencapai 10,9 juta hektare.

Berdasarkan perhitungan luas panen tersebut diperkirakan produksi Gabah Kering Giling (GKG) akan mencapai 49,65 juta ton sampai bulan September 2018.

Sementara itu, pada rapat tersebut juga terungkap bahwa konsumsi beras baik secara langsung di tingkat rumah tangga maupun konsumsi tidak langsung yang telah dimutakhirkan menurut BPS untuk tahun 2017 adalah 111,58 kilogram/kapita/tahun atau 29,57 juta ton per tahun. Dengan demikian, bila diasumsikan konsumsi beras yang telah disesuaikan untuk tahun 2018 sama dengan tahun 2017, maka selama tahun 2018 terjadi surplus beras sebesar 2,85 tuta ton.

Adapun Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemutakhiran metode ini sudah dikerjakan sejak tiga tahun lalu untuk memperbaiki data produksi beras yang tidak akurat selama 20 tahun terakhir ini. "Jadi sekarang secara ilmiah kami ingin memperbaiki itu," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin, 22 Oktober 2018.

JK mengatakan akurasi statistik beras sangat penting dalam pengambilan kebijakan pangan. "Karena jumlah produksi beras sangat terkait dengan harga beras di masyarakat," katanya.

Statistik beras yang akurat dapat mengetahui kondisi surplus atau defisit produksi beras. Pemerintah dapat segera melakukan tindakan yang diperlukan untuk stabilisasi harga beras seperti melakukan operasi pasar atau upaya-upaya lain seperti impor beras.

VINDY FLORENTIN

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

3 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

6 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

7 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

7 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

8 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

10 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

10 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya