Survei: Pertumbuhan Global Tahun Depan Diprediksi Lesu

Reporter

Bisnis.com

Senin, 22 Oktober 2018 15:20 WIB

Foto udara proyek pembangunan jembatan Teluk Kendari di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis, 18 Oktober 2018. Dengan adanya jembatan Teluk Kendari diharapkan pertumbuhan ekonomi daerah meningkat sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut. ANTARA FOTO/Jojon

TEMPO.CO, Jakarta - Prospek pertumbuhan global pada tahun 2019 meredup untuk pertama kalinya. Perang perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China termasuk pengetatan kondisi keuangan diprediksi akan memicu penurunan berikutnya.

Baca: Sri Mulyani: Ekonomi Bali Naik, Bakal Lampaui Biaya IMF - WB

Jajak pendapat Reuters yang dilakukan bulan ini terhadap lebih dari 500 ekonom menunjukkan penurunan prospek untuk 18 dari 44 negara yang disurvei. Sementara itu, 23 negara tidak mengalami perubahan prospek dan hanya tiga negara yang prospeknya sedikit ditingkatkan.

Padahal, pada awal 2018, optimisme tentang prospek ekonomi global yang kuat hampir merata di antara para responden. Meski risiko dari proteksionisme perdagangan telah secara konsisten disorot oleh jajak pendapat Reuters sejak Januari tahun lalu, jajak pendapat terbaru menunjukkan pertumbuhan pada sekitar 70 persen dari 44 negara yang disurvei telah mencapai puncaknya.

“Sebuah dinamika sederhana sedang bermain dalam ekonomi global saat ini, yakni AS yang mengalami booming, sedangkan sebagian besar belahan dunia lainnya melambat atau bahkan stagnan. Tekanan yang disebabkan oleh perbedaan ini terlihat pada banyak pasar negara berkembang,” ujar Janet Henry, kepala ekonom global di HSBC, seperti dikutip Reuters, Senin, 22 Oktober 2018.

Langkah bank sentral AS The Federal Reserve yang menaikkan suku bunga untuk mencegah perekonomian AS dari overheating menghambat opsi kebijakan negara-negara di mana kondisi keuangan mengencang dan ketegangan perdagangan meningkat.

Advertising
Advertising

Pergeseran terbaru dalam ekspektasi pertumbuhan datang akibat aksi jual yang mendalam di pasar keuangan, terutama negara berkembang, sebagian besar didorong oleh kekhawatiran perdagangan.

Mayoritas dari hampir 150 ekonom mengatakan dua pemicu utama bagi penurunan global yang akan datang merupakan eskalasi lebih lanjut dari ketegangan perdagangan antara AS dan China. Selain itu, ada pula pengetatan dalam kondisi keuangan yang didorong oleh aksi jual dalam ekuitas global atau kenaikan dengan laju cepat dalam imbal hasil obligasi pemerintah.

“Pertama, tidak akan ada pemenang dari perang perdagangan global,” kata Neil Shearing, kepala ekonom di Capital Economics. “[Ini] ... dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pertumbuhan dan menyebabkan hilangnya output secara permanen.”

Mayoritas ekonom yang mencakup ekonomi AS mengatakan kebijakan ekonomi AS terhadap China selama beberapa tahun ke depan akan menjadi lebih konfrontatif.

Seiring dengan kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat dari perkiraan dibandingkan dengan jajak pendapat sebelumnya, hal itu menunjukkan perlambatan substansial dalam perekonomian AS pada akhir tahun depan, meskipun masih menjadi pendorong utama pertumbuhan global saat ini.

“Risiko luka yang ditimbulkan di AS meningkat. Risiko penurunan yang dominan terhadap prospek global tetap merupakan upaya pemerintahan Trump untuk menyeimbangkan kembali perdagangan dengan China melalui kebijakan tarif,” ujar Jean-François Perrault, kepala ekonom di Scotiabank.

“Konsekuensi dari eskalasi tindakan perdagangan tidak dapat disangkal, harga yang lebih tinggi di China dan AS, daya beli yang lebih rendah bagi konsumen di negara-negara ini, biaya input yang lebih tinggi, volatilitas pasar keuangan yang meningkat, dan kemungkinan suku bunga yang lebih tinggi. Efek ini kemungkinan akan menyebar dari negara-negara ini.”

BISNIS

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

9 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

1 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

5 hari lalu

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

Vitamin D memiliki peran dalam menjaga pertumbuhan otot dan tulang yang optimal dengan absorbsi kalsium di saluran cerna.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

9 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

10 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

11 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

14 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

14 hari lalu

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan di antaranya akan membahas perkembangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

17 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya