Ekonom: Kurs Rupiah 15.000 per Dolar AS Titik Keseimbangan Baru

Rabu, 17 Oktober 2018 18:32 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Majalah The Economist menyebutkan, masalah yang dihadapi Indonesia adalah pemerintahan yang birokratis, korupsi, dan infrastruktur yang tidak memadai menjadi alasan nilai tukar rupiah sangat rendah. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Agustinus Prasetyantoko menilai nilai tukar rupiah di level Rp 15.000-an per dolar AS saat ini merupakan titik keseimbangan (ekuilibrium) baru yang mencerminkan kondisi fundamental perekonomian Indonesia. Oleh karena itu ia menilai angka tersebut pas bila menjadi acuan asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2019.

Baca: Kurs Rupiah RAPBN 2019 Dipatok di Rp 15.000 per Dolar AS

Prasetyantoko memperkirakan kurs rupiah akan sulit kembali menguat daripada level saat ini mengingat ketidakpastian global diperkirakan masih akan berlanjut hingga 2019. Walhasil, arus modal asing yang masuk ke Tanah Air tidak akan sederas tahun-tahun sebelumnya dan likuiditas cenderung ketat.

"Dengan pasokan dan likuiditas yang terbatas, kita tidak akan kembali ke Rp 13.000 atau Rp 14.000. Dan Rp15.000 inilah titik keseimbangan baru buat rupiah kita," ujar Prasetyantoko yang juga Rektor Universitas Katolik Atma Jaya itu, Rabu, 17 Oktober 2018.

Kendati ketidakpastian ekonomi global masih membayangi ekonomi Indonesia dari sisi eksternal, Prasetyantoko yakin pelemahan rupiah tidak akan terjadi lebih dalam lagi. Ia mencontohkan kondisi ekonomi menjelang tahun politik pada 2013 lalu dengan rupiah juga sempat tertekan, namun kemudian dapat kembali bangkit setelah ada kepastian pemenang pemilu.

Advertising
Advertising

"Kira-kira situasinya mirip dan kita dapat take off dari situasi itu. Tampaknya kita tidak perlu terlalu worry, mungkin rupiah akan melemah sedikit tapi melemah tajam rasanya tidak," kata Prasetyantoko.

Lebih jauh, Prasetyantoko menambahkan, dalam jangka pendek, langkah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sudah tepat untuk meredam gejolak terhadap rupiah. Ia memperkirakan suku bunga akan kembali dinaikkan apabila Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve kembali menaikkan suku bunganya.

Kendati demikian, lanjut Prasetyantoko, dalam jangka menengah panjang kinerja ekspor harus dapat diperbaiki sehingga defisit transaksi berjalan dapat ditekan dan nilai tukar pun dapat lebih tahan dari gejolak eksternal. "Secara strategis struktural, problem domestik kita yaitu impor lebih besar dari ekspor. Jangka menengah, ekspor harus didorong sehingga bisa melebihi impor dan kita terbebas dari situasi defisit transaksi berjalan seperti sekarang ini," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Grup Surveillans dan Stabilitas Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Dody Arifianto mengatakan, fenomena super dolar memang memberikan tekanan terhadap nilai tukar di sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia. Pelemahan rupiah tidak lepas dari normalisasi kebijakan The Fed dan juga ketegangan perang dagang antara AS dan China serta sejumlah negara yang diperkirakan masih akan terus berlanjut.

Meski begitu, upaya pemerintah melakukan reformasi seperti realokasi subsidi BBM, menggenjot pembangunan infrastruktur, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha, diapresiasi oleh pasar. "Dengan kondisi yang di-trigger oleh hal-hal tersebut, semoga Rp 15.200 - Rp 15.300 itu adalah suatu ekuilibrium baru," ujar Dody.

Baca: Rupiah Terus Melemah, Ini Saran Dato Sri Tahir untuk Pengusaha

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu ini mencapai Rp 15.178 per dolar AS. Angka itu menguat dibandingkan hari sebelumnya Rp 15.206 per dolar AS.

ANTARA

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya