Sri Mulyani Usul Asumsi Kurs di RAPBN 2019 Rp 15 Ribu Per Dolar

Senin, 15 Oktober 2018 17:38 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutannya pada sesi Global Market Award Ceremony dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 13 Oktober 2018. ANTARA/ICom/AM IMF-WBG/Anis Efizudin

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan asumsi nilai tukar rupiah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019 sebesar Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat. Angka itu meningkat ketimbang saat rapat bersama Badan Anggaran DPR sebelumnya yang sepakat mematok kurs sebesar Rp 14.500 per dolar AS.

Baca juga: Sri Mulyani: Arah Membaik, Perdagangan Nonmigas Positif

"Jadi hasil Panja (Panitia Kerja) A ada perubahan asumsi nilai tukar menjadi Rp 15 ribu per dolar AS," ujar Sri Mulyani dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 15 Oktober 2018.

Dengan adanya perubahan asumsi kurs, Sri Mulyani berujar akan ada peningkatan pendapatan negara sebesar Rp 10,3 triliun. Rinciannya, kata dia, adalah dengan kenaikan pemasukan PPh Minyak dan Gas sebesar Rp 2,2 triliun, serta kenaikan penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp 8,1 triliun.

Di samping itu, belanja negara juga diperhitungkan naik Rp 10,9 triliun. Adapun rinciannya, kata Sri Mulyani, subsidi energi naik Rp 6,3 triliun, belanja lainnya naik Rp 2,6 triliun, dan dana bagi hasil meningkat Rp 2 triliun.

Advertising
Advertising

Pada rapat yang sama, Bank Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah pada 2019 berkisar pada Rp 14.800 - 15.200 per dolar AS. "Itu didasari perkembangan beberapa waktu terakhir," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Perry melihat ke depannya ketidakpastian global memang masih akan berlangsung. Namun ketidakpastian itu akan mengarah ke positif ketimbang saat ini.

Sejumlah indikator yang mendukung pernyataan Perry antara lain adalah kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, The Fed, yang lebih kecil ketimbang tahun ini. "Kenaikan suku bunga The Fed masih bisa 2-3 kali lagi. Namun dibanding tahun ini yang bisa sampai 4 kali, kenaikannya akan lebih kecil."

Selain itu, normalisasi moneter atau pengetatan diperkirakan akan terjadi di Eropa pada paruh kedua tahun 2019. Sehingga, kebijakan itu, kata Perry, bisa mengimbangi penguatan dolar, seiring dengan menguatnya euro.

"Jadi ketidakpastian masih ada, tapi arahnya positif," ujar Perry.

Di samping itu, Perry mengatakan ada perkembangan baru mengenai ketegangan dagang Amerika Serikat dengan mitra-mitra dagangnya. Selama pertemuan IMF - Bank Dunia, kata dia, ada kelanjutan perundingan antara AS - Kanada, AS - Eropa, dan AS - Korea Selatan.

"Itu kan lebih positif di banding sebelumnya," kata Perry. Sementara, antara AS dan Cina, proses perundingan masih berlangsung. Ia melihat dari perundingan-perundingan itu ada semangat untuk kooperasi kebijakan perekonomian dan perdagangan, serta keinginan untuk lebih konstruktif.

Faktor lainnya, kata Perry, telah ada sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia dan sejumlah lembaga untuk menurunkan defisit transaksi berjalan dan mendorong modal asing masuk ke dalam negeri. Misalnya, langkah itu dicerminkan dengan kenaikan suku bunga BI dan keluarnya sejumlah kebijakan di pasar valuta asing.

Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, kurs menyentuh level Rp 15.246 per dolar AS pada hari ini. Angka tersebut lebih lemah 52 basis poin ketimbang saat ditutup pada hari Jumat lalu, 12 Oktober 2018. Kala itu, rupiah berada di level Rp 15.194 per dolar AS.

Simak berita tentang Sri Mulyani hanya di Tempo.co

Berita terkait

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

1 jam lalu

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

Siapa saja 4 nama yang diusulkan PDIP di Pilgub DKI?

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

13 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

18 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

21 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

21 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya