Ekspor September 2018 Naik Jadi USD 14,83 Miliar Dibanding 2017
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Kodrat Setiawan
Senin, 15 Oktober 2018 13:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada September 2018 mencapai US$ 14,83 miliar atau menurun 6,58 persen dari bulan sebelumnya. Namun, dibandingkan September 2017, ekspor meningkat 1,70 persen.
Baca juga: Ekspor Mobil Januari-September 2018 Naik 104 Persen
"Penurunan ekspor dari Agustus ke September disebabkan dua faktor karena penurunan ekspor migas dan non migas," kata Direktur Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di kantornya, Jakarta, 15 Oktober 2018.
Yunita mengatakan ekspor nonmigas sebesar US$ 13,63 miliar atau turun 5,67 persen dibanding Agustus 2018. Dibandingkan ekspor September 2017 naik 3,78 persen.
Secara kumulatif, kata Suhariyanto, nilai ekspor Indonesia Januari - Agustus 2018 mencapai US$ 134,99 miliar atau meningkat 9,41 persen dibandingkan periode yang sama 2017. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$ 122,31 miliar atau meningkat 9,29 persen.
Yunita mengatakan penurunan terbesar ekspor nonmigas September 2018 terhadap Agustus 2018 terjadi pada mesin peralatan listrik sebesar US$ 98,2 juta. Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$ 75,3 juta atau 18,86 persen.
Menurut Yunita, sektor ekspor non migas hasil industri pengolahan Januari - September 2018 sebesar naik 5,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada ekspor hasil tambang dan lainnya naik 31,65 persen, sedangkan ekspor hasil pertanian turun 8,33 persen.
"Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari - September 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$ 22,76 miliar atau 16,86 persen," ujar Yunita.
Yunita mengatakan posisi kedua ekspor terbesar, yaitu Jawa Timur dengan nilai US$ 14,26 miliar atau 10,56 persen dan posisi ketiga, yaitu Kalimantan Timur senilai US$ 13,67 miliar atau 10,13 persen.