Acara IMF, Presiden Bank Dunia dan Kalla Bahas Pendanaan Bencana

Rabu, 10 Oktober 2018 09:30 WIB

Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim (kanan) ketika berkunjung ke Desa Dakung, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis, 5 Juli 2018. Kim melihat bagaimana Pemerintah Indonesia mengatasi masalah stunting akibat kurangnya gizi. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Bank Dunia, Kim Young Jim dan juga Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadwalkan hadir dalam Pertemuan IMF-World Bank di Nusa Dua Bali, pada Rabu, 10 Oktober 2018. Keduanya dijadwalkan hadir dalam acara seminar yang membahas mengenai "Disaster Risk Financing and Insurance in Indonesia di Ruang Mangupura, Bali International Convention Center.

Baca: Begini Kemewahan Kendaraan di Pertemuan IMF - World Bank

Awal Februari 2018, Bank Dunia memang mengeluarkan obligasi katastrofe senilai US$ 1,4 miliar untuk membiayai bencana gempa bumi di Peru, Meksiko, Cili, dan Kolombia, seperti dikutip dari The Financial Times. Sementara Sri menyebut jangka waktu pembiayaan itu berlaku hingga 2022. Sebelumnya, Bank Dunia telah membiayai penyelamatan terhadap dampak gempa bumi di Kolombia, Cili, dan Peru selama tiga tahun, dan dua tahun untuk Meksiko.

Obligasi katastrofe belakangan menjadi popoler untuk mengatasi risiko besar pembiayaan terhadap dampak bencana. Sebab pembayaran obligasi bisa cair sangat cepat setelah bencana terjadi. Untuk mendapatkan pembiayaan itu, pemerintah wajib membayar kupon tahunan. Jika bencana tak terjadi, obligasi akan dilunasi pada akhir periode.

Acara tersebut merupakan seminar yang digagas oleh Pemerintah Indonesia, terutama Kementerian Keuangan. Adapun acara ini diselenggarakan karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memliki risiko fiskal yang tinggi akibat bencana.

Advertising
Advertising

Selain itu, dalam acara ini juga direncanakan pula peluncuran Strategi Pembiayaan dan Asuransi Bencana Nasional oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Selama acara ini, Bank Dunia dan Pemerintah Indonesia bersama dengan para pemimpin lain dari Asia akan membahas pembelajaran dan prioritas masa depan dalam membangun ketahanan keuangan terhadap bencana.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya telah menyampaikan bahwa agenda acara tersebut secara lebih spesifik akan membahas mengenai disaster risk financing dan insurance atau skema pembiayaan dan asuransi dalam konteks bencana alam. Menurut Sri Mulyani, skema-skema tersebut penting terutama bagi Indonesia yang memiliki probabilitas terjadinya bencana khususnya gempa bumi tercatat tinggi.

Sri Mulyani mencontohkan, negara di Amerika Latin seperti Chile, Kolumbia, Peru dan Meksiko mereka bersama-sama membuat bonds atau surat hutang dalam bentuk obligasi untuk menghadapi apa yang disebut kemungkinan probabilitas terjadinya gempa bumi. Skema pembiayaan itu baru diluncurkan pada 2018 yang dibantu oleh Bank Dunia, dan itu akan mengkaver pembiayaan dalam jangka waktu sampai 2022.

"Saya ingin mempelajari hal itu, bagaimana caranya, karena indonesia kan negara yang sangat besar dan ini sangat relevan sekali dengan kondisi Indonesia," kata Sri Mulyani di Medan Room, di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali, Senin, 8 Oktober 2018.

Kepada Tempo, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahazil Nazara mengatakan pemerintah telah menyusun strategi pembiayaan untuk bencana sejak tahun lalu. Kementerian Keuangan beberapa kali menyelenggarakan forum diskusi, termasuk dengan Bank Dunia dan Satuan Tugas Manajemen Risiko Bencana Alam Asia Tenggara.

"Indonesia butuh instrumen manajamen, strategi, pendanaan dan asuransi terhadap risiko bencana. Kami sudah selesai menyusun itu," kata Suahazil kepada Tempo di kantornya, Kamis 3 Oktober 2018, di kantornya.

Pemerintah pun menyiapkan beberapa skema pembiayaan risiko bencana alam dengan beberapa cara. Pertama, yaitu skema asuransi internal. Dalam skema ini, pemerintah daerah mengasuransikan diri ke pemerintah pusat, atau semacam premi. Skema berikutnya adalah pemerintah menyisihkan dana abadi seperti dana untuk pendidikan beasiswa LPDP. "Alternatif lain, uang yang kami sisihkan diasuransikan kembali ke luar negeri," kata Suahazil.

Simak berita tentang Bank Dunia hanya di Tempo.co

DIAS PRASONGKO | PUTRI ADITYO

Berita terkait

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

2 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

5 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

6 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

8 hari lalu

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

Relawan yang ikut membantu bencana alam diminta untuk memperhatikan kebutuhan anak-anak yang menjadi korban.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

13 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

10 Desa dan 2 Kelurahan Terdampak Erupsi Gunung Ruang, BNPB Beberkan Kerugian Materiil yang Timbul

14 hari lalu

10 Desa dan 2 Kelurahan Terdampak Erupsi Gunung Ruang, BNPB Beberkan Kerugian Materiil yang Timbul

Sebanyak sepuluh desa dan dua kelurahan di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro terdampak material vulkanik erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

4 Cara Cek Titik Rawan Bencana di Jalur Mudik Lebaran 2024

19 hari lalu

4 Cara Cek Titik Rawan Bencana di Jalur Mudik Lebaran 2024

Berikut cara cek titik rawan bencana di jalur mudik Lebaran 2024 melalui situs BNPB, Ditjen Bina Marga, PVMBG, dan PetaBencana.id.

Baca Selengkapnya

Kepala BNPB Pantau Lewat Udara Potensi Bencana Jawa Timur di Masa Libur Lebaran 2024

21 hari lalu

Kepala BNPB Pantau Lewat Udara Potensi Bencana Jawa Timur di Masa Libur Lebaran 2024

BNPB melihat secara langsung potensi terjadi bencana di beberapa wilayah yang ada di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Risma Bicara Pengalaman RI Tangani Bencana, Ini Respons Direktur OECD

24 hari lalu

Risma Bicara Pengalaman RI Tangani Bencana, Ini Respons Direktur OECD

Direktur Tata Kelola Publik OECD Elsa Pilichowski menanggapi pemaparan Mensos Risma soal penanganan bencana di Indonesia.

Baca Selengkapnya