IMF Revisi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Jadi 3,7 Persen pada 2018 dan 2019

Selasa, 9 Oktober 2018 11:32 WIB

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) mendampingi Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde (tengah) mengunjungi korban gempa di Desa Guntur Macan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin, 8 Oktober 2018. Delegasi IMF mengunjungi korban gempa Lombok untuk melihat langsung keadaan pascagempa. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Jakarta - International Monetery Fund atau IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2018 dan 2019. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan tumbuh mencapai 3,7 persen dari sebelumnya 3,9 persen pada April dan Juli 2018 seperti dikutip dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Oktober 2018.

Baca juga: Ini Alasan Bos IMF Menyebut Indonesia Tidak Butuh Utang

"April lalu, momentum perekonomian dunia membuat kami memperkirakan pertumbuhan sebesar 3,9 persen untuk 2018 dan 2019. Tapi, mempertimbangkan perkembangan yang terjadi kemudian, angka tersebut tampaknya terlalu optimistis," kata Kepala Ekonom IMF Maurice Obstfeld saat mengelar konferensi pers dengan media di Ruang Medan, Bali Internasional Convention Centre, Nusa Dua, Bali, Selasa, 9 Oktober 2018.

Dalam paparannya, Obstfeld mengatakan pertumbuhan ekonomi yang didorong dalam skema yang cenderung tidak memiliki keberlanjutan. Hal ini salah satunya karena adanya kebijakan fiskal masing-masing negara seperti yang tercermin dalam isu perang dagang antara Cina dengan Amerika Serikat.

Dalam laporan WEO edisi Oktober 2018 tertulis bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi negara maju 2018 dan 2019 lebih rendah 0,1 persen dibandingkan perkiraan yang dibuat enam bulan lalu. Sedangkan untuk negara berkembang atau emerging market juga direvisi turun -0,2 persen dan -0,4 persen untuk tahun ini dan tahun depan.

Pekan lalu, Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde memberikan sinyal bahwa IMF bakal memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini dan tahun depan. Tiga bulan setelah memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia dapat mencapai level 3,9 persen pada 2018 dan 2019, Lagarde memberikan sinyal di Washington bahwa dia tidak lagi begitu optimistis.

“Enam bulan lalu, saya menunjukkan ada awan hitam risiko di atas cakrawala. Hari ini, beberapa dari risiko itu mulai menjadi nyata,” kata Lagarde, berdasarkan persiapan kata sambutannya.

Adapun Lagarde menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi global selama beberapa tahun terakhir memang telah memberikan banyak harapan, di antaranya memberikan prospek peningkatan lapangan kerja dan standar kehidupan yang lebih baik di sebagian besar negara-negara anggota IMF.

Namun demikian, kini beberapa risiko mulai mengancam, seperti eskalasi tensi dagang, gundukan utang pemerintah dan swasta, gejolak pasar keuangan, dan kondisi geopolitik. Untuk itu, Lagarde mengimbau agar negara-negara harus terus mendorong jalannya sistem perdagangan multilateral yang terbuka dan berbasis aturan, mengupayakan teknologi baru yang dapat memberikan manfaat bagi semua, pertumbuhan inklusif dan stabilitas keuangan.

Untuk jangka panjang, Lagarde menyebutkan bahwa momentum ekonomi global saat ini telah berada di bawah tekanan akibat terkikisnya kepercayaan terhadap lembaga-lembaga. “Padahal kepercayaan sungguh merupakan urat nadi dari perekonomian mana pun,” tulis Lagarde.

Adapun penyebab dari turunnya tingkat kepercayaan itu, menurut IMF, berasal dari dampak krisis keuangan global yang masih membayangi, persepsi bahwa manfaat dari pertumbuhan ekonomi dan globalisasi tidak tersebar merata, kecemasan tentang pekerja di masa depan, peluang ekonomi, dan lemahnya tata kelola yang justru dapat memfasilitasi tindak korupsi.

BISNIS

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

12 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

5 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

6 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya