Bos IMF Akan Serahkan Bantuan ke Korban Gempa Lombok Hari Ini

Senin, 8 Oktober 2018 07:20 WIB

(dari kiri) Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Managing Director IMF, Christine Lagarde, Menteri Koordinator Bidang Maritim, Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani saat mengikuti acara penanaman kerang untuk terumbu karang (coral structure) di Nusa Dua, Bali, Ahad, 8 Oktober 2018. Foto: Dokumentasi Bank Indonesia

TEMPO.CO, Jakarta - Di sela-sela perhelatan pertemuan IMF - World Bank, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau IMF, Christine Lagarde direncanakan bakal hadir di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada hari ini Senin, 8 Oktober 2018. Kepala Satuan Tugas Pertemuan Tahunan IMF - World Bank 2018 Peter Jacobs mengatakan kehadiran Lagarde di sana dilakukan untuk menyaksikan penyerahan bantuan kepada masyarakat Lombok yang terdampak gempa pada Agustus 2018.

Baca: IMF Bantu Korban Gempa Lombok Rp 1,1 Miliar

"Madame Lagarde secara khusus datang untuk memberikan perhatian. Di sana Lagarde juga akan menyaksikan penyerahan bantuan kepada warga Lombok," kata Peter di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Ahad, 7 Oktober 2018.

Hari ini, Panitia Pelaksana Pertemuan IMF - World Bank berencana untuk mengunjungi Lombok untuk meninjau lokasi bencana. Hadir dalam acara ini adalah Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan sebagai Ketua Panitia Nasional Pertemuan IMF - World Bank. Adapula Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan juga Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

Peter mengatakan bantuan-bantuan yang diberikan tersebut berasal dari beberapa negara yang telah memiliki komitmen untuk memberikan dana bantuan. Selain itu, kata Peter, bantuan tersebut juga berasal dari para peserta pertemuan IMF-World Bank yang hadir.

Advertising
Advertising

Sementra itu, IMF dikabarkan bakal memberikan bantuan sebanyak US$ 75 ribu atau setara Rp 1,1 miliar untuk korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat. "Bantuan dari IMF yang disalurkan senilai US$ 75 ribu," kata Kepala Satuan Tugas Pertemuan Tahunan IMF - World Bank 2018 Peter Jacobs saat dihubungi terpisah di Jakarta, Minggu, 7 Oktober 2018.

Menurut Jacobs, pemberian dana bantuan dari IMF untuk Lombok ini bisa saja nantinya diikuti negara-negara lain yang ikut dalam pertemuan tahunan IMF - World Bank. Sejumlah negara seperti Thailand dan Jepang, kata dia, sudah mulai mengumpulkan dana bantuan itu dan meminta pemerintah menyalurkan pada korban.

Dalam pertemuan ini, kata dia, juga akan diadakan semacam acara solidaritas dengan model penjualan kopi atau A Cup for Lombok. Cup for Lombok merupakan penjualan minuman kopi yang hasilnya disumbangkan sumbangan untuk korban bencana.

Baca: Sri Mulyani: Pertemuan IMF Juga Bahas Perlindungan Terumbu Karang

Tak hanya untuk gempa Lombok, Peter menyebut sejumlah peserta pertemuan tahunan IMF - World Bank 2018 juga secara sukarela telah mengumpulkan dana untuk korban gempa Palu. "Ini sesuatu yang tidak pernah kami duga, tidak pernah kami minta," ujarnya.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

6 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya