Prabowo Minta Pertemuan IMF Ditunda, Kepala Bappenas: Jalan Terus
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 5 Oktober 2018 14:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro angkat bicara soal rencana calon presiden Prabowo Subianto mengumumkan permintaan agar pertemuan tahunan IMF - World Bank ditunda.
Baca: Ini Potensi Ekonomi Acara IMF yang Diminta Prabowo untuk Ditunda
Bambang berkukuh pertemuan itu akan tetap berjalan sesuai rencana meski tak hanya Prabowo, tapi juga beberapa pihak menyarankan acara itu ditunda. Permintaan penundaan digelarnya hajatan besar itu di antaranya karena Indonesia baru saja menghadapi situasi bencana gempa bumi di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah.
"Agenda IMF - World Bank akan tetap berjalan karena memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar untuk Bali dan sekitarnya, juga buat Indonesia," ujar Bambang di Hotel Atlet Century, Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018.
Salah satu kritik soal penyelenggaraan acara tahunan sebelumnya dilontarkan Koalisi calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Sandiaga Uno. Mereka memandang pemerintah perlu meninjau penyelenggaraan gelaran ini di tengah situasi bencana yang baru saja melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Palu, Sulawesi Tengah.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Fuad Bawazier, koalisi Prabowo ingin menyarankan agar pertemuan itu ditunda dan dananya digelontorkan untuk membantu korban bencana. Atas usulan itu, Bambang mengatakan pemerintah sudah menyiapkan dana khusus bencana dan pemerintah berkomitmen memenuhi semua yang dibutuhkan terkait penanggulangan bencana itu. "Baik saat tanggap darurat, rehabilitasi, rekonstruksi, begitu pula pemulihan ekonomi. Pemerintah sudah siap," ujar Bambang.
<!--more-->
Bambang sebelumnya pernah menuturkan Indonesia menuturkan secara spesifik pertemuan tahunan IMF tersebut akan membawa dampak positif bagi provinsi Bali. Ia membandingkan dengan sejumlah kota yang pernah menjadi tuan rumah forum ekonomi tahunan, misalnya kota kecil Davos, Swiss.
Biaya penyelenggaraan yang dikeluarkan Davos saat menjadi tuan rumah mencapai CHF 2,5 tertutup oleh keuntungan ekonomi yang mencapai CHF 22,7 pada 2001. Sementara itu, Bali yang pernah menjadi tuan rumah Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada 2013 berdampak pada pertumbuhan ekonomi di atas 6,5 persen.
Dalam pertemuan tahunan IMF nanti setidaknya akan hadir 19.800 peserta dari 189 negara yang akan hadir. Ia memperkirakan akan ada sekitar 5.050 anggota delegasi baik dari mancanegara maupun domestik, serta 14.750 orang non delegasi, seperti dari investor, media, akademisi, hingga lembaga swadaya masyarakat.
Pada tahap persiapan, Indonesia membangun sejumlah infrastruktur utama dan penunjang yang dibangun bukan hanya untuk IMF, tetapi juga dapat menunjang kegiatan perekonomian jangka panjang di Bali. Adapun total dampak langsung terhadap ekonomi di Bali diperkirakan akan mencapai Rp 5,9 triliun. Kemudian, nilai investasi infrastruktur mencapai Rp 3 triliun dan pengeluaran pengunjung Rp 1,1 triliun.
“Perkiraan pertumbuhan perekonomian Bali apabila mengikuti baseline atau seolah-olah tidak ada IMF, pertumbuhannya hanya 5,9 persen. Namun, setelah IMF diperkirakan akan naik 0,64 persen menjadi 6,54 persen,” ujar Bambang.
Adapun dampak tidak langsungnya, kata Bambang, akan ada kenaikan nilai tambah Rp 894 miliar dan tambahan produk domestik regional bruto (PDRB) riil pada 2018. “Pada periode 2017-2018, produk domestik regional bruto (PDRB) riil diprediksi mencapai Rp 1,2 triliun,” ujar Bambang.
Baca: Prabowo Minta Pertemuan IMF - WB Ditunda, Bagaimana Dampaknya?
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan dalam persiapan IMF ini sudah ada perbaikan infrastruktur seperti pembuatan terowongan atau underpass, perluasan Bandar udara yang bisa menampung 1,2 penumpang yang setara dengan US$ 1 miliar, hingga pembenahan area pariwisata.
BUDIARTI UTAMI
Simak berita lainnya terkait Prabowo hanya di Tempo.co.