Rupiah Jeblok, IHSG Terkoreksi Kian Dalam ke 5.799,22

Kamis, 4 Oktober 2018 11:14 WIB

Suasana pergerakan saham di layar Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 9 Maret 2018. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke zona merah pada akhir sesi pertama perdagangan Jumat ini. RTI mencatat, indeks acuan saham domestik turun 30,17 poin atau setara 0,47% ke level 6.412,86.TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG semakin terkoreksi atau turun lebih dari 1 persen pada awal perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melorot 1,17 persen atau 68,52 poin ke level 5.799,22 pada pukul 09.05 WIB, setelah dibuka turun 0,34 persen atau 20,14 poin di level 5.847,60.

Baca: Isu Perang Dagang AS -Cina Kembali Tekan IHSG dan Rupiah

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak pada level 5.793,34 – 5.847,60. Adapun pada perdagangan pada hari sebelumnya, IHSG berakhir turun 0,13 persen atau 7,88 poin di posisi 5.867,74.

Delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG pagi ini bergerak di zona merah dengan tekanan utama sektor aneka industri (-1,74 persen) dan infrastruktur (-1,71 persen). Hanya sektor pertanian yang bergerak sendiri di zona hijau dengan kenaikan tipis 0,03 persen. Sebanyak 9 saham menguat, 24 saham melemah, dan 571 saham stagnan dari 604 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 1,29 persen dan 1,54 persen menjadi penekan utama terhadap pelemahan IHSG pada pukul 09.06 WIB.

Advertising
Advertising

Vice President Research Department Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan pergerakan IHSG saat ini masih akan diwarnai oleh fluktuasi harga komoditas dan nilai tukar yang masih belum stabil.

Nilai tukar rupiah terus tertekan hingga melemah 75 poin atau 0,50 persen ke level Rp15.150 per dolar AS pagi ini, setelah berakhir melemah 32 poin atau 0,21 persen di posisi 15.075 pada perdagangan Rabu kemarin.

Dilansir dari Bloomberg, rupiah melemah untuk perdagangan hari keempat berturut-turut setelah lonjakan imbal hasil obligasi AS menggerogoti permintaan untuk aset-aset emerging market.

Imbal hasil pada obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun menyentuh level tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun pada level 3,179persen, sedangkan imbal hasil obligasi bertenor dua tahun mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu dekade.

Imbal hasil obligasi AS melonjak setelah Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan peningkatan lapangan kerja swasta sebanyak 230.000 pekerjaan pada bulan September, kenaikan terbesar sejak Februari.

Sementara itu, laporan dari Institute for Supply Management menunjukkan aktivitas sektor jasa mencapai level tertinggi dalam 21 tahun terakhir pada bulan September. Kedua data tersebut pun meningkatkan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve AS pada bulan Desember.

“Mata uang emerging-market di Asia akan mengalami sedikit aksi jual menyusul lonjakan pada imbal hasil Treasury, meskipun pelemahannya diperkirakan akan tertahan,” ujar Raymond Lee, seorang pengelola uang di Kapstream Capital, Sydney, seperti dikutip Bloomberg.

Baca: The Fed Naikkan Suku Bunga, Pelaku Pasar Tunggu Respons BI

Secara keseluruhan, pasar ekuitas dan mata uang di Asia merosot setelah lonjakan pada imbal hasil Treasury AS meresahkan investor tentang valuasi ekuitas seiring dengan prospek pengetatan moneter oleh Federal Reserve AS. Sejalan dengan IHSG, indeks saham lainnya di kawasan Asia Tenggara juga bergerak negatif pagi ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (-0,88 persen), indeks FTSE Malay KLCI (-0,33 persen), dan indeks PSEi Filipina (-0,67 persen).

BISNIS

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

2 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

IHSG menutup sesi pertama hari Ini di level 7,150,9 atau +0.22 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

3 jam lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

3 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

4 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

7 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

10 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

11 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

11 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya