Rupiah Melemah, Kurs Tengah Sempat Tembus 15.000

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 2 Oktober 2018 14:02 WIB

Pegawai bank menghitung uang dolar Amerika Serikat pecahan 100 dolar dan uang rupiah pecahan Rp 100 ribu di kantor pusat Bank Mandiri, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018. Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, 20 Agustus 2018, bergerak melemah 20 poin ke level Rp 14.592 dibanding sebelumnya Rp 14.572 per dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat hingga menyentuh 15.000 per dolar AS. Pelemahan rupiah terjadi di tengah-tengah kian buruknya sentimen pada aset negara berkembang dilihat dari defisit transaksi berjalan yang kian melebar.

Baca: Suku Bunga The Fed Naik, Rupiah Jeblok ke Rp 14.908 per Dolar AS

Pergerakan kurs rupiah pada Selasa, 2 Oktober 2018 sempat menyentuh Rp15.009 per dolar AS dan kembali ke Rp 14.997 per dolar AS, melemah 86,5 poin atau 0,58 persen. Posisi tersebut menjadi yang terlemah sejak krisis keuangan di Asia pada Juli 1998 silam.

Rupiah melemah hingga lebih dari 9 persen terhadap dolar AS sepanjang 2018. Sementara itu, indeks dolar AS masih mengalami penguatan tipis 0,02 persen di posisi 95,31. Adapun defisit transaksi Indonesia diperkirakan melebar menjadi 2,6 persen.

Ahli strategi pasar IG Asia Pte di Singapura Jingyi Pan mengatakan bahwa pelemahan rupiah merupakan akibat dari sentimen buruk di seputar emerging market dan kerentanan dari kondisi domestik di Indonesia sendiri.

Mata uang Garuda melorot meskipun Bank Indonesia (BI) sudah melakukan intervensi di pasar finansial dan meningkatkan suku bunga hingga lima kali sejak Mei untuk menurunkan aksi jual. Sentimen pada rupiah sebagai aset kian memburuk karena defisit transaksi berjalan Indonesia yang terus melebar membuat Indonesia dinilai lebih rentan pada kekacauan finansial global seperti yang sebelumnya sudah terjadi di Turki dan Argentina.

Advertising
Advertising

Analis PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra mengungkapkan bahwa rupiah melemah saat ini akibat sentimen domestik. Selain perang dagang, AS yang sudah kembali melakukan kesepaktan dagang dengan Kanada dan Meksiko membuat dolar AS kembali bergerak positif.

“Kemarin meningkatkan suku bunga itu lebih untuk mengimbangi kenaikan suku bunga dari AS, bukan sebagai intervensi. Pemerintah mungkin bisa mencoba mengendalikan defisit transaksi berjalan untuk membantu menopang rupiah,” ujarnya, Selasa, 2 Oktober 2018.

BISNIS

Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

1 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

1 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

3 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

5 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

5 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

6 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

6 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

6 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya