Serapan Beras Bulog, Budi Waseso: Jangan Ngarang Kalau Tak Tahu

Senin, 24 September 2018 16:58 WIB

Direktur Utama Perum Bulog Komisaris Jenderal purnawirawan, Budi Waseso, usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor wakil presiden, Jakarta, 22 Mei 2018. TEMPO/Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso membantah tudingan bahwa penyerapan beras dalam negeri yang mampu dilakukan pihaknya hanya sekitar 800 ribu ton. Dalam hitungannya, Bulog telah menyerap beras dalam negeri sebanyak 1,4 juta ton atau 52,2 persen dari target sebesar 2,72 juta ton pada akhir 2018.

Baca: Ancam Spekulan Beras, Budi Waseso: Saya Ini Mantan Kabareskrim

"Jadi jangan bicara data saya salah. Sekarang penyerapan beras 1,4 juta, bukan 800 ribu," kata Budi Waseso atau akrab disapa Buwas dalam diskusi soal ketahanan pangan di Menara Kadin, Jakarta, Senin, 24 September 2018. "Jadi jangan ngarang-ngarang, kalau tidak tahu. Itu mengacau."

Hal itu disampaikan Buwas di antaranya menanggapi tudingan dari Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas Santoso, yang mengatakan serapan Bulog saat ini sangat rendah. “Soal serapan dalam negeri oleh Bulog, kalau betul pernyataan bahwa sudah menyerap 1 juta ton beras dalam negeri, ini jauh lebih rendah dibanding target 2,7 juta ton. Pasca-September ini tak ada lagi, sangat kecil,” ujarnya, Rabu pekan lalu.

Dwi mengatakan kecilnya serapan ini tak melulu kesalahan Bulog. Masalah suprastruktur, yakni Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015, yang menyebut harga pembelian pemerintah gabah kering panen sebesar Rp 3.700, dinilai rendah. “Mana ada di wilayah ini yang sampai harga segitu di Indonesia?” kata dia.

Advertising
Advertising

Selain kecilnya serapan, kata Dwi, penyaluran beras melalui operasi pasar (OP) juga tak efektif. “Faktor ini penyebab penuhnya gudang beras Bulog,” ujar dia.

Lebih jauh Budi Waseso menjelaskan saat ini negara belum memiliki neraca beras yang memaparkan data-data produksi dan kebutuhan konsumsi beras Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap seluruh pemangku kepentingan.

Pemangku kepentingan yang dimaksud meliputi Kementerian Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS), bahkan Perum Bulog sendiri berkoordinasi dan menghilangkan ego sektoral guna kelengkapan data pertanian. "Saya akan membantu data-data dari Bulog begini, Kementerian Pertanian begini, seperti apa kita satukan. Dari catatan BPS seperti apa, sehingga kita punya catatan neraca beras yang pasti," kata Budi Waseso.

Bulog menyatakan bahwa saat ini stok cadangan beras di gudang mencapai 2,4 juta ton. Jumlah ini dinilai mencukupi bahkan untuk kebutuhan pangan pada Tahun Politik 2019 sehingga Indonesia tidak perlu melakukan impor beras.

Baca: Empat Alasan Budi Waseso Tolak Impor Beras

Jumlah tersebut belum termasuk beras impor yang akan masuk pada Oktober sebesar 400 ribu ton sehingga total stoknya menjadi 2,8 juta ton atau 2,7 juta ton jika dikurangi dengan kebutuhan beras sejahtera (Rastra) 100 ribu ton.

EGI ADYATAMA | ANTARA

Berita terkait

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

13 jam lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

18 jam lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

18 jam lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

8 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

9 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

10 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

10 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

10 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

11 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya