Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono mencoba Toyota Prius Plug-in Hybrid Electric Vehicle di Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Juli 2018. TEMPO/Wawan Priyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan Kementerian Perindustrian berupaya menjaring investor untuk mengembangkan Kawasan Industri Petrokimia di Teluk Bintuni, Papua Barat, melalui seminar bertajuk Market Sounding Pengembangan Kawasan Industri Petrokimia di Teluk Bintuni.
"Kabupaten Teluk Bintuni mempunyai potensi yang besar untuk berkembang sebagai wilayah industri karena memiliki sumber daya alam yang besar," kata Airlangga di Jakarta, Senin, 24 September 2018.
Wilayah Teluk Bintuni diperkirakan memiliki cadangan gas bumi sebesar 23,7 triliun kaki kubik (TCF). Airlangga menegaskan pemerintah perlu memastikan pemanfaatan gas bumi tersebut diutamakan kepada pemenuhan kebutuhan domestik agar dapat menggerakkan ekonomi di dalam negeri.
Lokasi Kawasan Industri Petrokimia direncanakan dibangun di Kampung Onar Baru, Distrik Sumuri, Teluk Bintuni. "Kami mengapresiasi pemerintah daerah yang telah membantu mensosialisasi kepada masyarakat adat di Distrik Sumuri sehingga kita mendapat dukungan penuh untuk mewujudkan pengembangan industri di Teluk Bintuni," ungkap Airlangga.
Ketua Umum Partai Golongan Karya ini menambahkan Kawasan Industri Teluk Bintuni telah masuk sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional yang tercantum dalam Perpres 38 Tahun 2017.
Dengan demikian, pemerintah berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru, khususnya di Kawasan Timur Indonesia dan pulau-pulau terluar, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan ketahanan nasional.
Sementara itu, Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono menyampaikan, acara tersebut dihadiri sekitar 180 orang yang berasal dari instansi pemerintah, perwakilan dari negara sahabat, para calon investor dan pelaku usaha di sektor petrokimia.
"Kami buka investasi dari luar, khususnya metanol, para calon investor dan pelaku usaha di bidang kawasan industri, kontraktor, perbankan, Kadin, HIPMI, Asosiasi Industri Kimia, Asosiasi Kawasan Industri dan stakeholder terkait" ujar Sigit.
Menurut Sigit, "market sounding" merupakan tahap akhir dari proses "Outline Business Case" yang diperlukan dalam persiapan pelaksanaan proyek dengan menggunakan skema Kerjasama Permerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau lazim disebut Public Private Partnership (PPP). "Kami berharap akan memperoleh 'feedback' dari para calon investor terkait dengan skema proyek yang akan kami kembangkan," kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kemenperin tersebut.
Tak Khawatirkan Dampak Konflik Iran-Israel, Airlangga: Belum Ada Apa-apa
15 hari lalu
Tak Khawatirkan Dampak Konflik Iran-Israel, Airlangga: Belum Ada Apa-apa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai masyarakat Indonesia tak perlu khawatir soal imbas konflik Iran-Israel. Dia mengatakan potensi eskalasi konflik kedua negara tersebut belum diketahui, sehingga pemerintah belum mengambil keputusan apapun.
Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak
15 hari lalu
Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal antisipasi Menteri BUMN Erick Thohir terhadap imbas ekonomi dari konflik Iran-Israel. Erick menginstruksikan BUMN yang memiliki porsi utang luar negeri yang besar untuk segera membeli dolar Ameria Serikat dalam jumlah besar.