Pelemahan Rupiah Tak Kendorkan Pertumbuhan Kredit Gadget

Jumat, 21 September 2018 13:59 WIB

Ponsel terbaru iPhone XS (kiri) dan iPhone XS Max diperlihatkan di Steve Jobs Teater di Cupertino, California, 12 September 2018. iPhone XS dan XS Max dilengkapi dengan chipset 7-Nanometer A12 Bionic, yang mencakup kinerja dua core, 15 persen lebih cepat dari A11 dan empat core hingga 50 persen lebih efisien. (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)

TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Meskipun nilai tukar rupiah sempat melemah akibat tekanan dollar, namun daya beli masyarakat untuk sektor konsumtif non-pangan dinilai tak banyak terpengaruh.

Baca: Rupiah Loyo, Pengusaha Ini Sebut Warga RI Tak Pantas Beli Hermes

Hal ini ditunjukkan salah satunya dengan tingginya permintaan barang oleh masyarakat secara kontan ataupun kredit terhadap produk-produk tertentu. Salah satunya seperti tingginya minat masyarakat terhadap barang elektronik dan gadget.

"Permintaan transaksi untuk kredit gadget dan elektronik tahun ini justru lebih bagus dibanding dengan tahun sebelumnya,” ujar Marketing Head Spektra Area DIY, Dhaneswara Putra Jumat 21 September 2018.

Dhaneswara merinci peningkatan itu yakni dimulai pada semester I tahun 2018, transaksi kredit yang ditangani Spektra selaku anak usaha FIF Group di area DIY mencatatkan peningkatan hingga 65 persen lebih. Sebanyak 55 persen konsumen mengajukan kredit gadget, 25 persen barang elektronik, dan 10 persen furniture serta 10 persen laptop.

Advertising
Advertising

Dhaneswara menuturkan pada tahun 2017 lalu, catatan kredit di DIY menunjukkan sedikit kelesuan akibat beberapa faktor. Selain karena minimnya promosi juga ada beberapa isu politik dan fluktuasi harga bahan bakar minyak ikut memicu.

"Tahun ini justru di Yogya peningkatan transaksinya kredit cukup bagus dibanding kota lain," ujarnya. Di Yogya secara bulanan Spektra berhasil membekukan transaksi rata-rata Rp 2,5 miliar.

Barang-barang elektronik terutama gadget dengan rentang harga Rp 3 juta hingga Rp 4 juta menjadi yang paling banyak diburu dengan kredit.

Dhaneswara menuturkan kalangan pekerja swasta menjadi kelompok paling banyak mengajukan kredit. "70 persen kredit kami disokong kelompok karyawan swasta," ujarnya.

Departemen Head Marketing Spektra, Muliana Widjaja menambahkan, tahun 2018 ini, catatan cukup bagus berhasil mereka bukukan. Berbagai aktivitas promosi mereka lakukan untuk menggenjot transaksi. Seperti bulan September ini, pihaknya menyelenggarakan lagi program Spektra Meriah selama sepekan 18-23 September 2018 berkaca dari kesuksesan periode Maret 2018 lalu.

Baca: Jelaskan Kondisi Rupiah, BI Pakai Analogi Sawah dan Air Irigasi

“Kami optimis selama sepekan pameran ini bisa membukukan transaksi kredit senilai Rp 4 miliar,” ujarnya.

Simak berita tentang Rupiah hanya di Tempo.co

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

50 menit lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

4 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

10 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

3 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

3 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

5 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

7 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya