Darmin Nasution Komentari Ribut Budi Waseso dengan Enggartiasto
Reporter
Bisnis.com
Editor
Kodrat Setiawan
Kamis, 20 September 2018 05:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai persoalan impor beras, yang memicu beda pendapat antara Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, tidak perlu diributkan.
Baca juga: Budi Waseso Enggar Ribut Soal Impor Beras Jokowi Akan Jelaskan
"Saya sebenarnya agak heran juga bahwa yang diributkan impor, tapi dihubungkan dengan gudang yang penuh. Itu penuh karena impor. Kalau enggak ada beras impornya, itu isinya hanya sekitar 800.000 ton beras saja," ujarnya, Rabu, 19 September 2018.
Sebelumnya, Budi Waseso tak setuju dengan keputusan impor beras hingga 2 juta ton. Salah satu alasannya adalah kesulitan mencari tempat untuk menyimpan komoditas tersebut jika telah sampai di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Enggar menegaskan bahwa impor adalah keputusan bersama yang diketok Menteri Koordinator Perekonomian. Soal urusan penyimpanan beras di gudang, menurut dia, bukanlah urusannya.
Pernyataan Enggar itu kemudian ditanggapi Budi Waseso bahwa soal penyimpanan beras di gudang bukan hanya urusan Bulog saja melainkan urusan bersama lembaga pemerintah. Karena itu ia berharap, seluruh lembaga pemerintah harus bisa bersinergi.
Menurut Darmin, tidak perlu ada kegaduhan terkait impor beras tersebut. "Gudang penuh karena impornya jalan, kalau tidak ada impor waktu itu, repot kita," ujarnya.
Jadi, lanjut dia, keputusan impor sudah diambil dengan pertimbangan sangat matang, walaupun kementerian terkait produksi selama 3 bulan produksinya bisa 13,7 juta ton. "Ya kalau segitu, ya beli dong. kita minta hanya 2.2 juta saja, tapi" ujarnya.
Darmin menerangkan bahwa saat ini total impor beras seluruhnya sudah 1,4 juta ton, sehingga masih ada sisa sekitar 600 ribu ton. Namun, menurutnya, dari angka 600 ribu ton tersebut tidak akan terealisasi semuanya dan hanya akan terealisasi sekitar 400 ribu saja.
"Nah dari 600 ribu ton itu tidak jadi segitu dan hanya 400 ribu saja. karena ada impor dari India yang tidak datang. Jadi tadinya paling lambat Juli itu harus sudah 1,8 juta. Tapi sampai minggu ketiga Agustus masih belum masuk 400 ribu ton beras itu. Nah itu dia situasinya. Jadi sebenarnya sangat matang dipikirkan sehingga tidak perlu ramai sebenarnya," ujarnya.
Darmin bahkan menilai sisa impor 400 ribu ton beras itu sebagian sudah mulai masuk. "Jadi sisa yang 400 ribu ton itu tetap masuk, sebenarnya sebagian pasti sudah masuk. karena yang saya tahu waktu minggu kedua Agustus rapat, itu sudah mulai masuk dan ada yang dijalan. Sekarang terakhir saya belum tahu karena belum rapat lagi," katanya.
Pernyataan Darmin Nasution itu menanggapi beda pendapat antara Budi Waseso dan Enggartiasto yang muncul belakangan ini. Bahkan, Budi Waseso pada Rabu kemarin menggelar konferensi pers untuk menjelaskan persoalan impor beras.
BISNIS