SBY Klaim Sukses Bangun Ekonomi, Indef: Tidak Apple to Apple

Selasa, 18 September 2018 12:16 WIB

Ketum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menyapa kader pada acara Rapimnas di JCC, Jakarta, 7 Februari 2017. Dalam pembukaan Rapimnas SBY menyampaikan pidato politik dengan tema Indonesia untuk Semua. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Kemarin SBY dalam pidatonya mengklaim bahwa banyak kemajuan di bidang perekonomian pada saat dirinya menjabat presiden selama dua periode. Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY saat itu mencontohkan, sejak 2004-2014 ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata 6 persen dan pengangguran turun dari 9,9 persen menjadi 5,7 persen.

Baca: SBY Klaim Sukses Bangun Ekonomi Indonesia di Dua Periode

“Kemiskinan juga turun dari 16,7 persen menjadi 10,96 persen. Artinya kita bisa menurunkan angka kemiskinan sekitar 6 persen atau setara dengan 8,6 juta orang yang keluar dari jerat kemiskinan,” katanya dalam pidato politik pada ulang tahun ke-17 Demokrat di Jakarta, Senin, 17 September 2018.

Menanggapi hal tersebut, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan klaim SBY tidak apple to apple dengan kondisi perekonomian global saat ini. "Tidak bisa dilihat hanya dengan angka-angka pertumbuhan ekonomi," ujar Bhima kepada Tempo, Selasa, 18 September 2018.

Bhima menyebutkan, jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi di era SBY yang mencapai 6 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di era Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang tahun ini diperkirakan berada di level sekitar 5 persen. Akan tetapi, di era SBY inflasi begitu tinggi tapi angka itu dapat diredam di era Jokowi.

Advertising
Advertising

Di era SBY, kata Bhima, Indonesia mengalami commodity boom, yaitu harga minyak mentah mencapai puncaknya tahun 2011 di angka US$ 110 per barel, yang kemudian anjlok menjadi US$ 50 per barel pada 2015. "Jadi ekonomi Indonesia tergantung harga komoditas global," ucap dia.

Lebih jauh Bhima menjelaskan, di era SBY juga mengalami deindustrialisasi secara besar-besaran. Di mana porsi industri manufaktur di atas 27 persen terhadap PDB tahun 2009 kemudian merosot terus hingga 21 persen pada akhir masa SBY menjabat.

Oleh karena itu, Bhima menilai setiap presiden memiliki kelemahan masing-masing, terutama di bidang industri. "Era Jokowi pun hampir sama, infrastruktur jadi perhatian tapi industri manufakturnya loyo bahkan tumbuh hanya 3,9 persen pada kuartal II 2018," tutur dia.

Padahal, menurut Bhima, serapan tenaga kerja dan penyumbang ekonomi paling besar salah satunya dari industri. "Pengelolaan fiskalnya sama-sama bolong di era SBY dan Jokowi."

Sebelumnya, SBY juga mengklaim banyak kemajuan perekonomian Indonesia. Sejak 2004-2014 ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata 6 persen dan pengangguran turun dari 9,9 persen menjadi 5,7 persen.

Baca: SBY: Infrastruktur Penting, Tapi Rakyat Susah Harus Diperhatikan

SBY pun menjelaskan selama dirinya menjadi presiden, pendapatan per kapita masyarakat naik lebih dari tiga kali lipat dari Rp 10,55 juta menjadi Rp 36,5 juta. Kenaikan tajam ini membuktikan bahwa kehidupan rakyat makin sejahtera.

ANTARA

Berita terkait

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

9 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

9 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

11 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

12 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

12 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

13 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

13 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

14 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

14 jam lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

15 jam lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Irak Digelar Malam Ini, Jokowi: Menang, Insyaallah

Jokowi optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 Kamis malam ini.

Baca Selengkapnya