Bank Dunia: Pemerintah dan BI Respons Pelemahan Rupiah Cukup Baik

Selasa, 11 September 2018 09:45 WIB

Ilustrasi kurs rupiah dan mata uang Indonesia. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia menilai pemerintah Indonesia telah merespons cukup baik dalam menghadapi pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini. Country Director Bank Dunia Untuk Indonesia, Rodrigo Chavez menyebutkan gerakan pemerintah yang fokus pada dua isu yakni defisit fiskal dan defisit neraca berjalan menjadi pendekatan yang sangat baik dalam rangka mengontrol keadaan.

Baca: Presiden Bank Dunia ke Jokowi: Semuanya Sulit Diprediksi

"Fakta bahwa seluruh pemerintah mempertimbangkan dua isu ini, saya rasa mereka telah merespons dengan sangat kredibel dan dengan pendekatan yang sangat baik untuk mengontrol situasi yang mencuat," kata Chavez di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Senin, 10 September 2018.

Selain itu, menurut Chavez, respons baik pemerintah juga tampak dari kerja sama yang antara kabinet dan bank sentral. Kondisi sulit yang tak hanya dihadapi oleh Indonesia ini, menurut dia, dihadapi cukup baik.

Chavez menilai fundamental perekonomian cukup stabil serta fungsi respons kebijakan publik yang baik. "Bank Sentral tetap independen tetapi bukan berarti tak ada kerja sama," katanya.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, Chavez mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya masih belum mengubah prediksi terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia yakni sebesar 5,2 persen. "Kami masih belum mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi tetapi saya tidak melihat adanya pernurunan besar saat ini," ucapnya.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah berakhir melemah 37 poin atau 0,25 persen di level Rp 14.857 per dolar AS kemarin. Pelemahan rupiah itu terjadi setelah sebelumnya mampu ditutup menguat 73 poin atau 0,49 persen di posisi 14.820 pada Jumat pekan lalu.

Baca: Bank Dunia: Ekonomi Indonesia 2018 Akan Hadapi Tiga Risiko Ini

Terkait tanggapan Bank Dunia itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyatakan perekonomian Indonesia masih tahan banting didukung konsumsi rumah tangga dan investasi yang tetap kuat. “Bank Indonesia akan terus melakukan intervensi dalam pasar mata uang dan obligasi serta memperkuat respons kebijakannya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dan membatasi inflasi,” kata Mirza.

BISNIS

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

23 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

1 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

2 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

3 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya