Bank Indonesia Yakin Defisit Transaksi Berjalan Tak Lagi Melebar
Reporter
Dias Prasongko
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 7 September 2018 18:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI, Perry Warjiyo yakin defisit transaksi bakal turun pada tahun ini. Menurut Perry hal ini karena sejumlah langkah pengendalian defisit transaksi berjalan salah satunya melalui impor barang konsumsi maupun peningkatan di sektor pariwisata.
Baca juga: Rupiah Loyo, BI Diprediksi Intervensi Pasar SBN Rp 5 Triliun
"Dengan langkah itu saya meyakini bahwa defisit transaksi berjalan akan turun, tidak hanya tahun ini tapi tahun depan secara signifikan," kata Perry ditemui setelah salat Jumat di Gedung Bang Indonesia, Jumat, 7 September 2018.
Merujuk data Bank Indonesia, defisit transaksi berjalan pada kuartal pertama 2018 mencapai 2,5 persen dari rasio Produk Domestik Bruto atau PDB. Adapun dihadapan Dewan Perwakilan Rakyat, Perry Warjiyo sempat mengungkapkan bahwa untuk 2018 ini defisit transaksi berjalan kurang lebih sekitar 2,5 persen PDB dan tahun depan diperkirakan turun menjadi 2 persen.
Perry mengatakan dirinya mengapresiasi langkah-langkah pemerintah yang ditujukan untuk mengurangi defisit transaksi berjalan. Ia yakin langkah yang telah dilakukan pemerintah tersebut bisa meredam gejolak rupiah yang terus melemah. Karena itu langkah kebijakan tersebut akan terus mendukung stabilitas nilai tukar ke depannya.
Kemudian Perry juga mengatakan dirinya mengapresiasi para pengusaha yang mempunyai valas dan menjual valasnya kepada negara. Hal ini jelas akan menambah pasokan valas di pasar, sehingga supply dan demand yang stabil bisa menjaga pergerakan nilai tukar.
Selain itu, Perry juga menyampaikan bahwa Bank Indonesia akan fokus untuk melakukan stabilitasasi nilai tukar rupiah dengan sejumlah langkah. Termasuk dengan menjaga keberadaan BI di pasar.
"Sehingga pergerakan nilai tukar dengan meningkatnya suplai yang ada di pasar bisa membentuk pergerakan kurs yang memang mencerminkan kondisi pasar," kata Perry.