BI Ramalkan Rupiah Tahun Depan Rp 14.300 - Rp 14.700

Reporter

Antara

Selasa, 4 September 2018 20:43 WIB

Spekulan Dituding Perburuk Kurs Rupiah

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak pada rentang Rp 14.300 - Rp 14.700 per dolar AS pada 2019, dengan keyakinan bahwa tekanan ekonomi global pada tahun politik itu tidak akan seberat pada 2018.

Baca: Rupiah Anjlok, Ketua OJK Pastikan Kondisi Perbankan Aman

"Nilai tukar pada 2019 sebesar Rp 14.300 - Rp 14.700 per dolar AS, memiliki rentang yang lebih lebar seperti yang disampaikan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Selasa, 4 September 2018.

Rentang itu sempat dinilai terlalu optimistis oleh anggota Badan Anggaran DPR RI karena ketidakpastian ekonomi global pada tahun 2018 ini saja sudah membuat rupiah loyo hingga menyentuh Rp14.900 per dolar AS. Secara tahun berjalan, rupiah sudah melemah 7,8 persen, menurut data Bank Sentral.

Namun, menurut Perry, ada dua penyebab kurs rupiah akan lebih baik pada tahun 2019.

Pertama, tekanan ekonomi eksternal pada tahun 2019 tidak akan sekencang pada tahun 2018. Paramater utamanya adalah ekspatasi bahwa Bank Sentral AS, The Federal Reserve hanya akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak dua hingga tiga kali pada 2019, dibanding 2018 yang sebanyak empat kali.

Advertising
Advertising

Alhasil, kata Perry, ketikpastian pasar keuangan global tahun 2019 tidak akan sebesar tahun 2018 ini. "Memang masih naik, tapi kenaikannya lebih kecil, sehingga tekanan dari global, kenaikan suku bunga juga tidak setinggi yang terjadi tahun ini," ujar dia.

Kedua, perbaikan defisit transaksi berjalan yang menjadi bagian neraca pembayaran. Defisit transaksi berjalan yang terdiri dari perdagangan barang dan jasa menggambarkan arus masuk dan keluar devisa.

Sederhananya jika transaksi berjalan defisit maka devisa yang keluar lebih banyak. Jika surplus maka devisa yang masuk ke dalam negeri lebih banyak.

Sayangnya, transaksi berjalan hingga kuartal II 2018 masih defisit di tiga persen terhadap PDB. Tahun 2019, Perry menyebutkan, neraca transaksi berjalan memang masih akan defisit, namun besaran defisitnya akan menurun.

Salah satu penyebabnya, diklaim Perry, adalah penerapan kebijakan bahan bakar biodiesel yaitu campuran 80 persen minyak solar dan 20 persen minyak sawit (B20) untuk semua sektor mulai 1 September 2018.

Pada 2018, menurut Perry, selama empat bulan kebijakan B20 diterapkan maka akan menurunkan impor 2,2 miliar dolar AS. Tahun 2019, proyeksi penurunan impor akan mencapai minimal enam miliar dolar AS.

Jika impor menurun, maka jumlah devisa yang terbuang keluar negeri juga akan menurun. Maka amunisi devisa untuk menopang nilai tukar rupiah juga akan semakin kuat. Kemudian dengan B20, terdapat tambahan devisa dari penghasilan ekspor minyak sawit mentah (CPO) karena kenaikan harga komoditas tersebut.

Secara perhitungan kasar, BI melihat kebijakan B20 akan mengurangi defisit transaksi berjalan dengan tambahan devisa 9-10 milair dolar AS pada 2019. "Tambahan devisa itu kan besar. Belum lagi dari (sektor) pariwisata," kata Perry.

Tahun 2018, Bank Sentral, kata Perry, akan tetap melakukan intervensi ganda di pasar valas dan Surat Berharga Negara (SBN) untuk menahan pelemahan rupiah serta juga mempermurah biaya barter (swap) valas dan lindung nilai, selain opsi dengan mempertimbangkan kenaikkan instrumen suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate".

Intervensi ganda dilakukan BI dengan menstabiliasi pasar valas agar likuiditas terjaga, dan membeli Surat Berharga Negara (SBN) yang dilepas investor asing di pasar sekunder. "Hari Jumat, 31 Agustus 2018 di pasar SBN kami beli Rp 4,1 triliun yang dijual oleh asing," ujarnya.

ANTARA

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

8 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

10 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya