Permintaan Ekspor Gembol Jati Tetap Tinggi Meski Dolar Naik

Selasa, 4 September 2018 14:04 WIB

Pengunjung melihat hasil kerajinan kayu jati dari UD Naga geni binaan PT. Aneka Tambang (ANTAM) di Kendari, Sulawesi Tenggara, 7 Mei 2018. Hasil dari kerajinan tersebut telah mencapai omset ratusan juta perbulan. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Bojonegoro -Permintaan ekspor kerajinan akar pohon jati atau kerap disebut gembol, tetap bertahan dan masih tinggi meski harga rupiah atas dolar Amerika melemah. Pasaran untuk produk gembol jati ke negara-negara di Eropa dan Asia tetap menjanjikan.

BACA: Presiden Turki Ajak Warga Kurangi Ketergantungan pada Dolar AS

Kerajinan gembol dibuat untuk pelbagai macam ragam. Mulai dari meja-kursi, almari dan juga produk perabotan rumah tangga lainnya. Akar jati juga dibuat untuk souvenir, juga pot bunga, tempat payung, dan sebagainya. Orang tertarik ke gembol jati karena rata-rata kayu yang dibuat berusia tua. Rata-rata dari bahan baku kayu jati yang berumur minimal 50 tahun ke atas.

Di Bojonegoro kerajinan gembol jati menyebar di beberapa desa di tiga kecamatan. Seperti di Desa Geneng, Meduri, Sumberjo Kecamatan Margomulyo. Kemudian di Kecamatan Ngraho serta di Desa Batokan Kecamatan Kasiman, Bojonegoro. Ada sekitar 400 perajin gembol jati yang terikat dalam wadah bernama Paguyuban Limbah Akar Jati Bojonegoro.

BACA: Rupiah Bisa Menyentuh Rp 14.900 per Dolar AS Hari Ini

Advertising
Advertising

Menurut Kepala Desa Geneng, Suharto, pasaran ekspor untuk gembol jati, masih tetap tinggi. Sempat menurun beberapa hari, tetapi kini permintaan untuk ekspor kembali seperti semula. Yaitu rata-rata satu bulan mengirim tiga container untuk dikirim ke sejumlah Negara di Eropa dan Asia. Seperti Negara Belanda juga Jepang, Malaysia, Australia dan Malaysia. “Tetap tinggi untuk ekspor,” ujarnya pada Tempo Selasa 4 September 2018.

Rata-rata lanjut Suharto, untuk satu container beragam nilainya. Mulai dari Rp 1 miliar hingga R 1,5 miliar. Para perajin gambol bekerjasama dengan ekportir dari Surabaya, Jakarta, Semarang dan Bali. Pengiriman rata-rata dilakukan tiga kali dalam satu bulan, termasuk saat harga rupiah atas dollar Amerika melemah.

Kepala Dinas Perdagangan Bojonegoro Agus Hariyana mengatakan, ekspor kerajinan kayu jati tidak terlalu berdampak, saat rupiah atas dollar Amerika melemah. Penyebabnya, eksportir yang masuk di Bojonegoro ini, lewat orang kedua dan tidak langsung.

Karena, baik perajin kayu jati maupun eksportirnya, sudah saling mengerti. Artinya, jika rupiah melemah dan berdampak pada ongkos produksinya, secara otomatis, harganya dinaikkan.”Jadi, mereka sudah saling mengerti,” tegasnya pada Tempo, Senin 3 September 2018. Dia menambahkan, hingga bulan Agustus 2018 ini, ekspor kerajinan kayu di Bojonegoro angkanya sudah mencapai Rp 70 miliar.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto memperkirakan rupiah melemah hari ini. William memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.780 - 14.900 per dolar Amerika Serikat."Kaget juga semakin dibuat peraturan malah semakin melemah," kata William saat dihubungi Hendartyo Hanggi dari Tempo Jakarta, Selasa, 4 September 2018.

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

22 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

2 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

3 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

4 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya