OJK: Aset Industri Keuangan Syariah Capai Rp 1.204 Triliun

Jumat, 31 Agustus 2018 14:26 WIB

Sejumlah pengunjung mengisi kuisioner tentang perbankan syariah di stand Otoritas Jasa Keuangan pada acara Keuangan Syariah Fair, Paragon Mall, Semarang, 14 Mei 2017. Pameran produk keuangan syariah ini diikuti oleh 13 perbankan syariah, 19 pelaku industri keuangan dan 8 manajer investasi dan perusahaan sekuritas. Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menyampaikan bahwa hingga Juni 2018, jumlah aset industri keuangan syariah telah mencapai Rp 1.204,48 triliun. Direktur Pasar Modal Syariah OJK, Fadhillah Kartikasasi mengatakan dari jumlah itu kontribusi terbesar disumbangkan oleh pasar modal syariah.

BACA: Menjelang IMF-World Bank, Arus Lalu Lintas Bali Akan Direkayasa

"Pasar modal syariah di luar kapitalisasi saham yang tercatat pada Indeks Saham Syariah Indonesia berada pada angka Rp 661,71 triliun atau sebesar 55 persen. Sedangkan secara agregat secara market share memberikan sumbangan sebesar 8,47 persen," kata Fadhilah saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk "Menuju Indonesia Maju Keuangan Syariah Hari ke-159" di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat, 31 Agustus 2018.

Sedangkan sisanya, kata Fadhillah, disumbangkan oleh perbangkan syariah dan juga Industri Keuangan Non Bank (INKB) Syariah. Keduanya masing-masih memiliki sumbangsih sebesar sebesar Rp 444,43 triliun dan Rp 98,34 triliun.

Fadhillah juga menjelaskan, berdasarkan data yang terkumpul, aset pasar modal syariah didominasi oleh saham syariah. Adapun jumlahnya hingga 16 Agustus 2018 mencapai Rp 3.432 triliun. Kemudian disusul oleh sukuk negara yang nilainya mencapai Rp 627 trilun.

Advertising
Advertising

"Sisanya dalam kategori aset lain seperti reksa dana syariah sebesar Rp 32 triliun dan sukuk korporasi syariah sebesar Rp 17 triliun," kata Fadhillah.

Fadhillah berujar untuk meningkatkan investasi, OJK bersama otoritas bursa dan pemegang kebijakan lain terus melakukan edukasi kepada masyarakat. OJK juga berharap pelaku industri juga terus mengembangkan bisnisnya dengan menghadirkan variasi produk investasi yang bisa menarik minat investor berinvestasi dalam dana syariah.

Selain itu, OJK juga mendorong pelaku industri untuk bisa memanfaatkan financial technology (fintech) untuk memberikan kemudahan investor ketika ingin memperoleh produk.

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

1 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

1 hari lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

3 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

3 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,2 triliun pada Kuartal I 2024

4 hari lalu

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,2 triliun pada Kuartal I 2024

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (IDX: BNGA) mencatat perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp 2,2 triliun pada kuartal I tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

5 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

5 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

5 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

7 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya