LIPI Ungkap 2 Penyebab KEK Mandalika Minim Investasi

Selasa, 28 Agustus 2018 12:56 WIB

Dua orang bocah bermain ayunan di pantai Tanjung Aan kawasan KEK Mandalika, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, 30 Mei 2017. Lokawi wisata ini sering dikunjungi oleh wisatawan asing untuk berselancar. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Penelitian Ekonomi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan sejumlah permasalahan di dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata yaitu Mandalika, Nusa Tenggara Barat dan Tanjung Kelayang, Kepulauan Bangka Belitung. Persoalan ini membuat pengembangan di kedua kawasan tidak berjalan dengan baik dan tidak menarik minat investor, hingga beberapa tahun setelah diluncurkan.

Baca juga: Menko Perekonomian Darmin Nasution: Penerapan KEK Batam Bertahap

Padahal, pemerintah punya target agar masing-masing KEK bisa berjalan tiga tahun setelah dibuka. KEK Mandalika dikembangkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014 dan sudah berjalan empat tahun. Sementara KEK Tanjung Kelayang melalui PP Nomor 6 Tahun 2016 dan telah beroperasi hingga dua tahun.

"Tapi kenyataannya, kami ke sana, tampaknya masih berproses," kata peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Maxensius Tri Sambodo, dalam acara media briefing di Gedung Pusat LIPI, Jakarta Selatan, Selasa, 28 Agustus 2018. "Ini juga terjadi karena pemerintah tidak tahu best practisenya KEK itu seperti apa."

Persoalan KEK ini sebenarnya telah muncul dalam temuan Majalah Tempo pada Juni 2018. Saat itu ditemukan fakta bagaimana realisasi investasi di Mandalika sampai akhir 2017 hanya mencapai Rp 428,6 miliar. Angka itu jauh di bawah komitmen investasi di kawasan wisata yang besarnya Rp 13,5 triliun. Juga masih belum apa-apa dibandingkan dengan target investasinya, sebesar Rp 28,6 triliun. Sepuluh kawasan lain saat ini masih jalan di tempat.

Dari temuan LIPI, ada poin setidaknya yang menjadi masalah di dua KEK pariwisata ini. Masalah pertama karena adanya persaingan antara pemimpin menjelang pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden sehingga KEK berpotensi menjadi alat politik. "Apalagi oleh pemerintah daerah, KEK ini masih dianggap sebagai program pemerintah pusat," ujarnya.

Masalah kedua yaitu masih banyaknya hambatan pada proses akuisisi dan perubahan kepemilikan lahan. Peneliti LIPI menemukan di KEK Mandalika marak ditemui spekulan tanah. Sementara di KEK Tanjung Kelayang, penguasaan lahan yang sangat tinggi oleh sekelompok orang saja. "Peran Badan Usaha Milik Negara membantu mengakuisisi lahan pariwisata," kata Maxensius.

Lalu masalah ketiga yaitu terkait tata kelola yang selama ini masih tidak sejalan dengan upaya mempercepat kemajuan KEK. Saat ini, posisi administrator KEK yang ada di bawah Dewan Kawasan biasanya dipegang oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP). Harusnya, kata Maxensius, dinas ini cukup berperan sebagai anggota Dewan Kawasan. "Ini menjadikan PM-PTSP menjadi lembaga superbody yang mampu mengatur seluruh proses perizinan investasi," ujarnya.

Dalam Majalah TEMPO edisi 23 Juni 2018, Dewan Nasional KEK menemukan pengembangan sejumlah kawasan itu molor karena pengembang sulit menguasai lahan. Masalah makin runyam ketika pihak pengusul adalah pemerintah daerah. Pemerintah daerah atau badan usaha milik daerah dianggap belum mampu menjual dan mengembangkan kawasan. "Mereka masih harus menyesuaikan diri bagaimana mendatangkan investor," ucap Wahyu Utomo, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Perekonomian, yang merangkap Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK.

Berita terkait

Kawasan Mandalika Terlistriki Energi Hijau, Beli REC dari PLN

8 hari lalu

Kawasan Mandalika Terlistriki Energi Hijau, Beli REC dari PLN

PLN NTB meneken Perjanjian Jual Beli Sertifikat Energi Terbarukan dengan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.

Baca Selengkapnya

Ngabalin: Prabowo-Gibran Tetap Lanjutkan Pembangunan KEK Mandalika

10 hari lalu

Ngabalin: Prabowo-Gibran Tetap Lanjutkan Pembangunan KEK Mandalika

Tenaga Ahli Utama Deputi IV KSP Ali Mochtar Ngabalin mengatakan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Mandalika dilanjutkan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

21 hari lalu

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan 2 Ruas Bagian Tol Trans Sumatera yang Telan Biaya Rp 4,73 Triliun

7 Februari 2024

Jokowi Resmikan 2 Ruas Bagian Tol Trans Sumatera yang Telan Biaya Rp 4,73 Triliun

Presiden Jokowi meresmikan operasional ruas jalan tol seksi Tebing Tinggi-Indrapura dan seksi Indrapura-Limapuluh di Provinsi Sumatera Utara.

Baca Selengkapnya

ITDC dan Pemkab Lombok Tengah Optimalisasi Aset di KEK Mandalika

1 Februari 2024

ITDC dan Pemkab Lombok Tengah Optimalisasi Aset di KEK Mandalika

Kesepakatan ini menjadi payung dari komitmen bersama untuk mempercepat pembangunan KEK Mandalika.

Baca Selengkapnya

Realisasi Investasi 20 KEK pada 2023 Naik jadi Rp 177,5 Triliun

18 Januari 2024

Realisasi Investasi 20 KEK pada 2023 Naik jadi Rp 177,5 Triliun

Plt Sekjen Dewan Nasional KEK Susiwijono Moegiarso menyebutkan realisasi investasi 20 KEK hingga akhir tahun lalu mencapai Rp 177,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Tawarkan Investasi KEK ke Dubai

7 Januari 2024

Sandiaga Uno Tawarkan Investasi KEK ke Dubai

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno tawarkan investasi KEK ke Dubai.

Baca Selengkapnya

Mandalika Beach Club Raih Indonesia Best Beach Club in Lombok di ITTA Award 2023/2024

14 Desember 2023

Mandalika Beach Club Raih Indonesia Best Beach Club in Lombok di ITTA Award 2023/2024

Mandalika Beach Club berhasil menyingkirkan pesaing lainnya, Rabbit Jump Beach Club Gili Trawangan dan Amavi's Beach Club Senggigi.

Baca Selengkapnya

Disinggung dalam Debat Capres, Ini 4 Akar Permasalahan Papua Menurut LIPI

14 Desember 2023

Disinggung dalam Debat Capres, Ini 4 Akar Permasalahan Papua Menurut LIPI

LIPI menemukan setidaknya ada empat akar masalah Papua. Hal tersebut berdasarkan riset LIPI yang dilakukan pada 2009.

Baca Selengkapnya

Akhirnya, 16 KK Warga Relokasi KEK Mandalika Menempati Hunian Tetap di Dusun Ngolang

17 November 2023

Akhirnya, 16 KK Warga Relokasi KEK Mandalika Menempati Hunian Tetap di Dusun Ngolang

Mereka merupakan bagian dari 120 KK warga relokasi yang sebelumnya tinggal di dalam KEK Mandalika namun tidak punya kepemilikan hak atas tanah.

Baca Selengkapnya